London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia bergerak turun pada Senin dalam perdagangan tipis setelah melonjak mendekati 100 dolar Amerika Serikat per barel minggu lalu, sedangkan OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan yang lebih tinggi untuk tahun ini.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret turun 73 sen menjadi 97,65 dolar dalam perdagangan sore di London. Kontrak Februari naik menjadi 99,20 dolar pada Jumat menjelang berakhirnya kontrak.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Februari turun 56 sen menjadi 90,98 dolar per barel.

Volume perdagangan ringan mengingat libur publik hari Martin Luther King di Amerika Serikat. Lantai perdagangan tutup di New York sementara transaksi elektronik akan berakhir lebih awal.

"Harga minyak mentah baru-baru ini konsolidasi di sekitar kisaran 91 dolar per barel karena kondisi tidak menentu di zona euro mendorong para investor melakukan beberapa profit taking," kata analis Sucden, Myrto Sokou.

"Namun, momentum kenaikan baru-baru ini kemungkinan akan berlanjut di tengah ekspektasi musim hasil laba perusahaan yang kuat."

Optimisme tentang pemulihan ekonomi global dan minat dari investor yang bullish (bergairah) telah menjadi pendorong kembar lonjakan harga minyak mentah dua minggu terakhir, kata analis.

"Minyak mentah berjangka cukup dekat dengan 100 dolar dan pedagang spekulatif umumnya telah bullish di pasar," kata Victor Shum, seorang analis di konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

"Ada banyak investor bertaruh pada percepatan pemulihan ekonomi global, dan jadinya kita sudah mendapat harga-harga tinggi," katanya.

Kenaikan harga minyak dunia telah dikaitkan dengan musim dingin keras yang melanda Eropa dan bagian dari Amerika Utara, serta pertumbuhan di China dan negara-negara berkembang lainnya.

Kartel minyak OPEC, yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia, merevisi naik perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia 2011 pada Senin, mengingat laju pemulihan ekonomi global
dan cuaca musim dingin di belahan bumi utara.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan minyak dunia tumbuh 1,23 juta barel per hari (bph) atau 1,43 persen menjadi 87,32 juta bph untuk tahun ini, dibandingkan dengan 1,37 persen sebelumnya.

"Pemulihan ekonomi dunia yang besar dan cepat akan memiliki dampak luar biasa pada permintaan minyak dunia tahun ini," kata OPEC dalam buletin bulanan terbarunya.

Harga minyak pertama kali menyentuh 100 dolar per barel pada Januari 2008 dan produsen minyak utama Iran mengatakan pada Minggu, mungkin ini akan terjadi lagi, tapi mengesampingkan pertemuan darurat OPEC untuk membahas masalah tersebut.

"Harga 100 dolar tidak realistis dalam situasi ini," kata Menteri Minyak Iran Masoud Mirkazemi, yang saat ini memimpin kartel OPEC, kepada wartawan pada Minggu.

"Bahkan jika harga minyak melewati 100 dolar per barrel tidak perlu untuk pertemuan darurat OPEC. Beberapa anggota OPEC percaya bahwa tidak perlu untuk pertemuan darurat meskipun minyak mencapai 110 atau 120 dollar per barel."

Iran adalah eksportir minyak mentah OPEC kedua terbesar di belakang Arab Saudi dan pemegang cadangan gas terbesar kedua di dunia. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011