London (ANTARA News) - Harga minyak jatuh pada Senin, sekalipun OPEC memproyeksikan pertumbuhan permintaan yang lebih tinggi pada 2011. Seperti dilaporkan AFP, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret turun 41 sen menjadi 97,97 dolar AS dalam perdagangan tengah hari di London.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Februari turun 36 sen menjadi 91,18 dolar per barel.

Kartel minyak OPEC, yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia, pada hari Senin merevisi  perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia 2011. Ini  mengingat laju pemulihan ekonomi global dan cuaca musim dingin di belahan bumi utara.

Organisasi negara pengekspor minyak itu  memproyeksikan pertumbuhan permintaan minyak dunia 1,23 juta barel per hari (bph) atau 1,43 persen menjadi 87,32 juta bph untuk tahun ini, dibandingkan dengan 1,37 persen sebelumnya.

"Pemulihan ekonomi dunia yang besar dan cepat akan memiliki dampak luar biasa pada permintaan minyak dunia tahun ini," kata kartel dalam buletin bulanan terbarunya.

Optimisme tentang pemulihan ekonomi global dan minat dari investor yang bullish (bergairah) telah menjadi pendorong kembar lonjakan harga minyak mentah dua minggu terakhir, kata analis.

"Minyak mentah berjangka cukup dekat dengan 100 dolar dan pedagang spekulatif umumnya telah bullish di pasar," kata Victor Shum, seorang analis di konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

"Ada banyak investor bertaruh pada percepatan pemulihan ekonomi global, dan jadinya kita sudah mendapat harga-harga tinggi," katanya.

Kenaikan harga minyak dunia telah dikaitkan dengan musim dingin keras yang melanda Eropa dan bagian dari Amerika Utara, serta pertumbuhan di China dan negara-negara berkembang lainnya.

Harga minyak pertama kali menyentuh 100 dolar per barrel pada Januari 2008 dan produsen minyak utama Iran mengatakan pada Minggu, mungkin ini akan terjadi lagi, tapi  mereka mengesampingkan pertemuan darurat OPEC untuk membahas masalah tersebut.

"Harga 100 dolar tidak realistis dalam situasi ini," kata Menteri Minyak Iran Masoud Mirkazemi, yang saat ini memimpin kartel OPEC, kepada wartawan pada Minggu.

"Bahkan jika harga minyak melewati 100 dolar per barrel tidak perlu untuk pertemuan darurat OPEC. Beberapa anggota OPEC percaya bahwa tidak perlu untuk pertemuan darurat meskipun minyak mencapai 110 atau 120 dollar per barel."

Iran adalah eksportir minyak mentah OPEC kedua terbesar di belakang Arab Saudi dan pemegang cadangan gas terbesar kedua di dunia.
(A026/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011