Elit politik jangan ada yang membenturkan pemuka agama dengan pemerintah. Ini berbahaya

Medan (ANTARA News) - Pernyataan sikap sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama yang menyatakan beberapa kebohongan pemerintah diharapkan tidak diartikan sebagai gerakan politis untuk menjatuhkan citra Presiden Yudhoyono.

"Itu hanya gerakan moral sebagai tanda cinta kepada pemerintah," kata pengamat sosial politik dari IAIN Sumatera Utara Ansari Yamamah, MA di Medan, Senin.

Ansari mengatakan, pemerintah harus menyadari bahwa salah satu fungsi para pemuka agama adalah memberikan nasihat dan pandangan secara moral.

Hal itu dimaksudkan agar pemerintah senantiasa tetap dalam koridor dan bingkai keadilan untuk menyejahterakan rakyat.

Bahkan, seharusnya pemerintah bersyukur karena pemuka agama berani menjalankan tugasnya dalam menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran.

"Salah satu tanda sayang itu adalah memberikan nasihat, peringatan, sekaligus memberitahukan kekurangan orang yang disayanginya," kata Ansari.

Selain itu, kata dia, pernyataan sikap pemuka agama tersebut juga diharapkan tidak dilihat sebagai sebagai gerakan politis.

Kemudian, kata Ansari, elit politik juga diharapkan tidak mempolitisir pernyataan itu untuk semakin menyudut pemerintah demi kepentingan politiknya.

"Elit politik jangan ada yang membenturkan pemuka agama dengan pemerintah. Ini berbahaya," kata Direktur "Green Dai" itu.

Ansari juga mengharapkan pemerintah melalui aparaturnya tidak membuat kebijakan yang dapat mengebiri peran pemuka agama sebagai penjaga "benteng moral" masyarakat.
(I023/A033/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011