Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat memastikan beras yang berasal dari dua hektare sawah di kawasan Joglo, Kembangan, berkualitas premium.
Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Barat telah memberikan pendampingan untuk para petani agar menghasilkan beras berkualitas premium.
"Dari mulai penanaman kita melakukan pendampingan agar kualitas beras premium," kata Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Pertanian Sudin KPKP Jakarta Barat Sri Riana Hanim saat ditemui di tengah sawah kawasan Joglo, Jakarta Barat, Rabu.
Pendampingan tersebut dilakukan oleh dua orang dari Sudin KPKP yang bertugas memberikan penyuluhan dan mengendalikan organisme pengangkut tanaman.
Para pendamping itu memberikan penyuluhan terkait cara menghindari hama yang kerap merusak tanaman hingga memberikan pupuk beserta bibit yang berkualitas.
Sawah di kawasan Joglo ini panen tiga kali setahun. Jika cuaca mendukung dan hama bisa dihindari, maka sekali panen para petani penggarap bisa menghasilkan 12 ton gabah.
Hasil panen tersebut akan dibagi ke pihak swasta yang memiliki lahan. Sisanya dipakai oleh kelompok tani untuk dijual ataupun dikonsumsi sendiri.
"Teknis sudah lama, mereka sistem bagi hasil jadi hasil, sebagian diberikan kepada pengembang," kata Hanim.
Hanim memastikan pendampingan akan terus diberikan Sudin KPKP agar para petani bisa menghasilkan kualitas beras terbaik.
Baca juga: Sudin KPKP Jakbar perkirakan petani Meruya akan panen 12,3 ton gabah
Baca juga: Jakarta Barat bantu petani kelola 45 hektare sawah di dua kecamatan
Sebelumnya, pihak Sudin KPKP Jakarta Barat memperkirakan hasil panen sawah di kawasan Joglo minggu ini mencapai 12,3 ton gabah.
"Jumat kemarin bersama Badan Pusat Statistik DKI, kita sudah melakukan pengubinan. Hasilnya diperkirakan total panen 12,3 ton gabah," kata Penyuluh Pertanian Kecamatan Kembangan Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Ghausal Akbar saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (27/9).
Teknik pengubinan dilakukan guna mengukur perkiraan hasil tani yang akan dipanen. Dengan teknik tersebut, perhitungan akan dibuat berdasarkan titik-titik yang sudah ditandai per petak sawah.
Setelah ditandai, pihak BPS dan Sudin KPKP melakukan perhitungan untuk memperkirakan hasil tani yang akan dipanen."Kurang lebih nanti hasilnya akan sama dengan yang telah diperkirakan," kata Akbar.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021