Karimun, Kepri (ANTARA News) - Puluhan rumah warga di Pulau Mandah, Desa Ngal, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, terendam air laut menyusul jebolnya tanggul tambak ikan di pinggir pantai pulau tersebut sejak sebulan lalu.

"Jebolnya tanggul tambak ikan bulan lalu mengakibatkan rumah kami terendam air laut saat pasang," kata Nawer, Ketua RT 01 Dusun I Pulau Mandah, Desa Ngal di Tanjung Balai Karimun, Senin.

Nawer mengatakan, tanggul tambak ikan selebar 3 meter itu jebol tergerus air laut sepanjang 500 meter. Akibatnya, sekitar 50 rumah warga dengan penduduk sekitar 150 jiwa di sekitar tambak terendam air dengan ketinggian lebih dari setengah meter.

"Genangan air menjangkau lantai rumah warga meski berbentuk rumah panggung. Sebelum tanggul jebol, genangan air laut saat pasang hanya beberapa inci. Sekarang sangat memprihatinkan, lapangan bola saja berubah jadi tempat bermain sampan," katanya.

Genangan air pasang yang terjadi setiap hari tersebut, menurut dia sangat mengganggu aktivitas warga. Perabotan rumah dan kendaraan banyak yang rusak karena terendam air asin.

"Anak-anak kesulitan berangkat sekolah karena jalan dusun juga terendam air," tuturnya.

Nawer berharap pemerintah daerah segera memperbaiki tanggung yang jebol sehingga aktivitas warga kembali berjalan normal.

"Kami sudah menyampaikan masalah ini kepada Kepala Desa dan Camat. Kami berharap Pemerintah segera memperbaikinya, kami khawatir genangan air menimbulkan penyakit bagi anak-anak," ucapnya.

Dia menjelaskan, di pinggir pantai Pulau Mandah, tepatnya RT 01/Dusun I Desa Ngal, terdapat 16 tambak ikan yang merupakan proyek Dinas Perikanan dan Kelautan Karimun.

Dari enam belas tambak ikan tersebut, yang berisi ikan hanya sekitar enam tambak, selebihnya dalam keadaan kosong.

"Semula kami mendukung proyek tersebut untuk membantu perekonomian warga, belakangan pekerja tambak justru dari luar sedangkan kami harus menerima dampak dari pembuatan tambak yang memicu pengikisan pantai," tuturnya.

Anggota Komisi A DPRD Karimun Zulfikar mengatakan Pemerintah Daerah seharusnya memprioritaskan pembangunan sarana infrastruktur daerah pulau, termasuk antisipasi banjir di Pulau Mandah yang termasuk desa terisolir.

"Pemerintah Daerah jangan hanya membangun proyek mercusuar yang manfaatnya kurang dirasakan masyarakat, tetapi memperhatikan kesejahteraan warga pulau-pulau," katanya.

Menurut Zulfikar, banjir yang dialami warga pulau tersebut dapat mengancam mata pencaharian warga, terutama petani serta mengganggu kegiatan belajar anak-anak.

"Kami meminta Pemerintah Daerah segera memperbaiki tanggul tersebut," katanya.

(KR-HAM/B013/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011