IHSG BEI pada Senin melemah 33,41 poin atau 0,94 persen ke posisi 3.535,73 poin dan kelompok 45 saham-saham unggulan (LQ45) juga melemah 6,78 poin (1,08 persen) ke level 622,29.
Pengamat pasar modal, David Ferdinandus, di Jakarta, mengatakan bahwa minimnya sentimen positif membuat pelaku pasar menggunakan perdagangan pola jangka pendek yang disebabkan oleh kekhawatiran ekspektasi data ekonomi makro dalam negeri yang kurang baik.
"Data ekonomi yang dianggap kurang baik pelaku pasar mencoba merealisasikan keuntungan dalam jangka pendek," ujarnya.
Biasanya, kata dia, pada awal tahun pelaku pasar melakukan akumulasi beli untuk jangka panjang, namun karena ekspektasi data ekonomi yang kurang baik terjadi pola jangka seperti saat ini.
Ia menambahkan, situasi politik yang kurang baik seperti kasus penggelapan pajak Gayus Tambunan menambah imbas negatif pada ekonomi di Indonesia.
"Situasi politik yang dianggap kurang stabil memicu masyarakat berpikir negatif tentang keadaan ekonomi kedepan, karena politik dan ekonomi kaitannya sangat erat," ucapnya.
Ia memprediksi, untuk perdagangan selanjutnya indeks BEI masih cenderung bergerak melemah berada pada kisaran batas bawah (support) 3.500 poin dan batas atas (resistance) sebesar 3.580 poin.
BEI ditutup dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 2,173 miliar dengan total nilai Rp2,850 miliar dari 73.879 kali transaksi.
Saham yang melemah mendominasi sebanyak 170 saham, 49 saham menguat, dan 74 saham belum bergerak harganya.
Saham-saham yang mengalami pelemahan antara lain saham Bank Jabar Banten (BJBR) turun Rp50 ke Rp1,160, Bumi Resources Tbk (BUMI) turun Rp125 ke Rp3.050, Indosiar Karya Media turun Rp70 ke Rp950.
Sementara bursa Regional seperti Indeks Hang Seng melemah 126,26 poin (0,52 persen) ke level 24.156,97, Indeks Nikkei-225 naik 3,82 poin (0,04 persen) ke level 10.502,86, dan Indeks Straits Times melemah 7,33 poin (0,23 persen) ke level 3.238,63.
(T.KR-ZMF/A023/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011