Rasa frustrasi itu ia ungkapkan setelah dengan susah payah mengalahkan pemain veteran Thailand, Tamarine Tanasugarn 6-1, 6-3 dimana tercatat ia sempat kehilangan game pertama tanpa mencetak angka sama sekali, dan sepanjang pertandingan ia bahkan melakukan sepuluh kali kesalahan "double fault" pada saat servis.
Seperti diketahui semenjak operasi bahu kanannya pada 2008 Petenis Rusia 23 tahun yang glamor ini selalu kesulitan untuk menemukan kembali permainan terbaiknya.
"Saya sangat ingin kembali menjadi petenis nomor satu dunia," katanya.
"Tetapi mungkin hal itu tak akan mudah, butuh proses lebih lama lagi bagi saya untuk kembali pada kondisi puncak," katanya.
"Saya menikmati banyak tantangan dalam karir saya sebelum ini, kebanyakan adalah mencoba memenangi grand slam dan mencoba menjadi petenis nomor satu, tetapi sekarang tantangan utama saya adalah bagaimana pulih dari cedera ini dan kembali pada kondisi yang saya inginkan," katanya.
Sharapova menyadari bahwa rasa frustrasinya itu adalah reaksi alami seseorang yang ingin kembali menemukan kehebatannya.
"Yang saya maksud adalah kita harus menyadari bahwa setiap aspek dalam hidup ini memiliki unsur-unsur yang membuat kita frustrasi, tetapi disitulah sisi menariknya," katanya bersemangat.
"Ketika kita berhasil melakukan terobosan-terobosan untuk menaklukkan rasa frustrasi itu dan kemudian menemukan jalan untuk kembali pada performa semula, saat itulah kepuasan terbesar akan kita rasakan," katanya berfilosofis.(*)
AFP/H-OKS/A020
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011