Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP/Reuters) - Satu ledakan besar disebabkan oleh ledakan tabung gas merobek sebuah bus mini di satu kota Pakistan barat laut Senin, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 11 lainnya, kata polisi.

Ledakan itu terjadi di Jawarza, dekat kota bergolak barat laut Hangu, setelah sebuah truk pick-up bertabrakan dengan sebuah kendaraan penumpang.

Kepala kepolisian distrik Abdul Rashid mengatakan kepada AFP dari tempat kejadian bahwa seregu penjinak bom telah ditugaskan untuk melakukan investigasi kejadian itu, namun kemudian membenarkan bahwa ledakan itu disebabkan oleh dua kendaraan saling bertubrukan, dan terjadinya menyebabkan ledakan-ledakan gas.

Sebagian besar kendaraan di Pakistan digerakkan dengan gas, yang harganya separoh dari harga bensin.

"Sedikitnya 16 orang telah tewas dan 11 lainnya cedera dalam satu ledakan tabungan gas pada bus penumpang itu," kata Rashid kepada AFP dari tempat kejadian.

"Saya melihat dua tabung gas meledak di reruntuhan penumpang

bus tersebut, "katanya.

Juru bicara polisi lokal Fazal Naeem membenarkan terjadinya ledakan dan korban akibat ledakan itu.

Menurut laporan Reuters, sebuah bom Senin meledak di dalam sebuah bus di Pakistan barat laut menewaskan sedikitnya 10 orang, kata polisi dan para petugas intelijen.

Lima belas orang cedera dalam ledakan di dekat kota Kohat itu.

"Namun belum dikonfirmasi apakah itu serangan bunuh diri atau bom yang diletakkan di dalam bus itu," kata perwira senior polisi Shahidullah kepada Reuters melalui telepon.

Gerilyawan Taliban Pakistan telah melakukan sejumlah pemboman bunuh diri dan serangan-serangan lain terhadap tentara, pasukan keamanan dan kepolisian dalam rangka mengacaukan negara yang mendapat dukungan AS itu.

Pemerintah mengatakan, serangan-serangan militer telah melemahkan Taliban - yang memiliki kaitan dengan Al Qaida, namun gerilyawan Fatah sering bergerak di sekitar dan membentuk kubu-kubu pertahanan baru setelah dikejar.

Selain menghadapi pemberontakan Taliban yang keras kepala,

pemerintah berada di bawah tekanan Amerika Serikat, sumber bantuan senilai miliaran dolar, untuk membantu upaya-upaya mereka menstabilkan Afghanistan.

(SYS/H-AK/Z002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011