Melalui juru bicaranya, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, Panglima TNI mengatakan, untuk mengamankan Selat Malaka Indonesia telah menjalin kerja sama patroli terkoordinasi dengan Malaysia, Singapura dan Thailand.
"Kerja sama patroli terkoordinasi tersebut, telah mampu menekan tingkat kejahatan laut di Selat Malaka secara signifikan," katanya.
Sedangkan untuk keamanan di Laut China Selatan, Indonesia akan berkoordinasi dengan China secara intensif bilateral maupun multilateral dalam kerangka kerja sama ASEAN+3.
Di kawasan Asia Pasifik termasuk ASEAN dan Indonesia, jaminan keamanan "Sea Lines Of Communication" (SLOC) atau Garis-garis Perhubungan Laut (GPL), merupakan hal pokok bagi para pengguna laut di dua kawasan yang menjadi fokus perhatian dunia tersebut.
Terkait hal itu, Indonesia dituntut untuk dapat memberikan jaminan keamanan di Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Philip, perairan Natuna dan jalur-jalur laut yang dikenal sebagai ALKI (Alur laut kepulauan Indonesia).
Semisal, Armada Pasifik AS yang akan menuju wilayah teluk/Timur Tengah, mengharapkan kemudahan untuk menggunakan ALKI timur-barat melalui Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Natuna, Selat Singapura dan Selat Malaka sebagai jalur pendekat.
Pemerintah AS telah membantu peningkatan keamanan wilayah perairan RI dengan pemasangan lima radar intai di sepanjang Selat Malaka, untuk mengamankan selat terpadat di dunia tersebut.
Pembangunan lima radar yang terintegrasi dalam sistem pengintaian maritim terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS).
AS juga membangun tujuh radar bantuan Amerika Serikat (AS), di Selat Makassar, guna mendukung pengamanan di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.
Bantuan radar Itu bertujuan mendukung komitmen bersama ASEAN tentang pertahanan dan keamanan maritim bagi kawasan ASEAN.(*)
R018/D009
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011