Mataram (ANTARA News) - Bencana angin puting beliung dan gelombang pasang menerjang perkampungan nelayan di Lingkungan Bagik Kembar, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Minggu malam (16/1) sekitar pukul 23:00 Wita.
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana kepada wartawan di Mataram Senin mengatakan, angin puting beliung dan gelombang pasang tersebut menerjang sedikitnya 35 rumah warga, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Mohan tiba di lokasi bencana tersebut sekitar 15 setelah kejadian, bahkan ia sempat membantu menyelamatkan seorang bayi yang baru berusia sekitar 15 hari yang ditinggalkan ibunya di dalam rumah karena panik.
Saat kejadian warga Bagik Kembar Barat berteriak minta tolong sambil keluar rumah, pada saat itu air laut sudah naik ke rumah-rumah penduduk.
"Pada saat kejadian saya sempat menyelamatkan bayi yang baru berumur 15 hari, yang ditinggal ibunya di dalam rumah karena panik. Dengan penuh rasa tanggungjawab saya memberanikan diri mengambil bayi tersebut," ujarnya.
Karena rumah warga tergenang air laut, Mohan sempat menawarkan agar bayi dan ibunya diungsikan ke rumah wakil wali kota, namun ibunya menolak, karena ingin tinggal bersama warga lainnya di Bagik Kembar.
Pada malam itu juga warga yang terkena musibah angin puting beliung diberikan bantuan makanan dan selimut sementara sebelumnya telah mendapat bantuan paket sembako berupa tiga kg beras, lima bungkus mei instan dan makanan ringan per KK.
Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Selaparang Mataram menyubutkan kecepatan angin mencapai 65 km per jam.
Ingin puting beliung tersebut mengakibatkan sejumlah genteng dan seng rumah penduduk berserakan.
Angin kencang melanda hampir seluruh wilayah NTB, namun yang terbesar adalah di Kota Mataram, tidak hanya menerbangkan atap rumah tetapi juga menumbangkan sejumlah pohon serta mematahkan ranting pohon.
"Kita bersyukur angin yang melanda warga Bagik Kembar tidak sampai merusak rumah warga, namun sempat membuat warga panik," katanya.
Walaupun angin hanya menerbangkan seng atap rumah penduduk, namun masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya musibah yang lebih besar.
Pada Nopember 2010 angin puting beliung menimpa Dusun Dasan Kolo, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Ampenan Kota Mataram yang mengakibatkan sedikitnya 120 rumah penduduk rusak.
"Kami berupaya merenovasi rumah-rumah penduduk yang hancur akibat angin putting beliung tersebut dan kini perbaikan rumah pendudik mencapai 90 persen," katanya.
(B004/M025/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011