Bandarlampung (ANTARA News) - Ubur-ubur kering bisa laku terjual Rp700/kg, namun masih banyak nelayan Lampung yang membuangnya karena menilainya tidak bernilai ekonomi.
Sejumlah nelayan pukat-tarik, yang oleh warga setempat disebutkan nelayan payang, di pesisir Telukbetung Bandarlampung, Senin, menyebutkan mereka selalu membuang ke laut atau ke pesisir pantai setiap ubur-ubur yang tersangkut dalam jaring mereka.
"Katanya bisa dijual, tetapi untuk apa digunakan ya. Ubur-ubur ini gatal kalau terkena badan kita," kata salah satu nelayan payang, Nawi.
Berdasarkan pantauan, setiap payang ditarik dari tengah laut ke pesisir pantai, yang tersangkut dalam jaring bisa mencapai 50-100 ubur-ubur.
Ubur-ubur itu umumnya dibuang ke pesisir pantai, karena mereka tidak tahu manfaatnya, serta belum ada penadahnya.
Terdapat sekitar 100 nelayan payang di pesisir Telukbetung. Setiap payang ditarik 5-10 orang. Mereka bekerja mulai pagi sampai sore hari.
Sementara itu, sejumlah nelayan di wilayah perairan Kabupaten Pesawaran justru mencari ubur-ubur, karena hasilnya lebih menguntungkan daripada menangkap ikan.
Ubur-ubur itu dikeringkan, kemudian dijual ke penadah dengan harga Rp700/kg.
Ubur-ubur bisa dijadikan campuran makanan atau juga bahan kosmetik.
Menurut data Pemprov Lampung, ekspor ubur-ubur/tripang daerah itu tahun 2009 mencapai 48,2 ton dengan nilai 138 ribu dolar AS. (H009/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011