Port-Au-Prince (ANTARA News/AFP) - Mantan diktator Jean-Claude "Baby Doc" Duvalier kembali ke Haiti, Ahad (16/1), untuk pertama kali sejak 1986, sehingga mencuatkan spekulasi tentang alasannya saat negeri itu dilanda ketidakpastian politik.
Duvalier tiba di Port-au-Prince naik pesawat Air France. Ia memasuki kevakuman politik yang timbul setelah pemilihan presiden yang jadi sengketa dan mengancam bisa lebih merusak kestabilan di negeri yang diporakporandakan gempa tersebut.
Seorang wartawan AFP melihat mantan diktator itu memasuki tempat pemeriksaan paspor di bandar udara Port-au-Prince dengan mengenakan pakaian biru dan ditemani oleh istrinya, Veronique Roy, tak lama setelah pesawat mereka mendarat.
Rombongan mantan pejabat yang pernah menjadi menteri kabinet di bawah Duvalier menunggu kedatangannya di bandar udara itu dan puluhan pendukung berkumpul di luar kompleks tersebut, kata wartawan AFP.
Duvalier, yang berusia 59 tahun, digulingkan dalam revolusi rakyat pada 1986, setelah pendukung dan keluarganya dituduh mengeruk puluhan juta dolar AS dari dana negara selama 15 tahun kekuasaannya.
Ia tiba tepat setahun setelah bencana gempa meratakan dengan tanah bangunan di negara paling miskin di Bumi belahan barat itu, sehingga menewaskan seperempat juta orang dan membuat sebagian besar ibukota Haiti, Port-au-Prince, jadi puing.
Kembalinya Duvalier secara mengejutkan juga dilakukan saat negeri itu berjuang dengan hasil pemilihan umum 28 November, yang memicu kerusuhan mematikan sehubungan dengan tuduhan kecurangan dalam penghitungan suara oleh partai yang berkuasa saat ini.
Pemimpin Organisasi Negara Amerika (OAS), Jose Miguel Insulza, dijadwalkan tiba di Haiti, Senin, untuk membahas laporan kelompok regionalnya yang menilai hasil pemilihan umum tersebut, kata kantornya.
Rancangan laporan yang bocor pekan lalu menyatakan para pemantau internasional akan menyarankan agar Jude Celestin, calon yang dipilih oleh Presiden Rene Preval, menyingkir sebelum pemungutan suara babak kedua.
Kerusuhan berkecamuk di negara Karibia itu, ketika hasil babak pertama pemungutan suara mengungkapkan penyanyi kondang Michel Martelly telah gagal meraih tempat di pemungutan suara lanjutan, dengan selisih suara sedikit dari Celestin.
Menurut hasil pemungutan suara babak pertama, mantan ibu negara Mirlande Manigat berada di posisi pertama dengan 31 persen suara, dan Celestin mengumpulkan 22 persen sedangkan Martelly berada meraih 21 persen suara.
Duvalier, yang telah hidup di pengasingan di Prancis selama hampir 25 tahun belakangan, sebelumnya mengatakan kepada satu stasiun radio Florida ia pulang bukan sebagai seorang calon presiden. Ia mengatakan, "Ini bukan tujuan hari ini."
Pada 2007, Duvalier menyeru rakyat Haiti untuk memaafkan dia atas "kesalahan" yang ia lakukan selama masa pemerintahannya. Tapi Preval menampik pernyataan Duvalier saat itu.
Pemerintah Haiti telah menuduh Duvalier mengalihkan lebih dari 100 juta dolar AS ke luar negeri miskin tersebut di bawah kedok kegiatan sosial selama masa kekuasaannya, yang dimulai setelah ia menggantikan ayahnya Francois "Papa Doc" Duvalier pada 1971. Duvalier senior telah memerintah sejak 1957. (C003/A011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011