Asisten Deputi Bidang Perlindungan dan Kemudahan Usaha Mikro, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Rahmadi, M. Si mengatakan UMKM memiliki peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia, selain sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan tingkat pengangguran, UMKM juga mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Akan tetapi dari total 60 juta pelaku UMKM, baru 21 persen atau 13,7 juta pelaku usaha yang sudah go digital, sedangkan jumlah pengguna e-commerce di Indonesia saat ini mencapai 129 juta. Rahmadi menilai bahwa ini merupakan peluang dan pangsa pasar yang sangat besar bagi pelaku usaha.
"Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk mempercepat akselerasi adopsi digital bagi UMKM, pemerintah targetnya setidaknya sebanyak 30 juta UMKM bergabung pada platform digital pada tahun 2024. Tentunya tidak mudah, tantangan yang dihadapi UMKM terutama kesiapan baik dari sisi produk maupun SDM," ujar Rahmadi dalam webinar "Ninja Express Aksilerasi III" pada Selasa.
Rahmadi menjelaskan upaya untuk meningkatkan literasi manfaat masuk ke ekosistem digital dan inkubasi untuk mengakselerasi kesiapan UMKM perlu dilakukan secara intensif. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut tentunya diperlukan sinergitas dan kolaborasi antara stakeholder.
Selain mendorong UMKM untuk go digital, Kementerian Koperasi dan UKM juga terus mengembangkan empat hal penting yang diperlukan oleh pelaku usaha yakni pemberian literasi digital, mendorong dan membantu solusi untuk menyiapkan kapasitas produksi, mendorong peningkatan mutu dan kualitas produk dan membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) dan Aneka, Kementerian Perindustrian RI, Ir. Reni Yanita M.Si mengatakan Kementerian Perindustrian sebagai leading sector dalam mewujudkan transformasi industri 4.0 melalui "Making Indonesia 4.0" berupaya mendorong implementasi tersebut yang dimulai dengan penggunaan e-bisnis, di mana hal tersebut diwujudkan dalam program e-smart IKM yang menjadi salah satu program strategi Kementerian Perindustrian untuk terus mendukung gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia.
"Para pelaku IKM tersebut dapat mengikuti program e-smart IKM dengan mendapat manfaatnya di antaranya bimbingan untuk membuka toko online di market place, masuk dalam katalog e-smart IKM, kemudian akses dan program Kementerian Perindustrian lainnya seperti halnya pendampingan pemasaran online, beragam workshop," ujar Reni.
Selain program e-smart, untuk meningkatkan penggunaan teknologi digital Kementerian Perindustrian mendorong startup Indonesia sebagai penyedia teknologi untuk menjawab kebutuhan dan permasalahan IKM.
"Jadi ada yang namanya startup for industry, ini dikembangkan oleh Direktorat Jendral Industri Kecil Menengah dan Aneka Perindustrian yang merupakan sebuah gerakan making Indonesia 4.0 dengan solusi teknologi dari startup Indonesia dengan melihat potensi inovasi yang dihasilkan para startup untuk para industri dan masyarakat," kata Reni.
Pada tahun 2021, Kementerian Perindustrian juga sedang menjalankan 20 proyek implementasi teknologi yang dikerjakan startup di IKM. Proyek implementasi tersebut mulai dari optimasi pemasaran, optimasi produksi hingga aktivasi penataan manajemen.
"Teknologi yang digunakan mulai dari digital marketing, internet of things, cloud computing, otomatisasi, solar panel sampai dengan nano teknologi. Nantinya program ataupun inovasi ini akan dievaluasi proyek implementasinya yang berdampak pada IKM untuk mendapatkan lima startup terbaik," ujar Reni.
Baca juga: Kemenpan RB terapkan strategi 6P untuk akselerasi transformasi SDM
Baca juga: Menparekraf: Tidak boleh ada yang ketinggalan akselerasi digital
Baca juga: Kominfo ambil empat langkah simultan akselerasi transformasi digital
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021