Medan (ANTARA News) - Pengamat politik dari IAIN Sumatera Utara, Ansari Yamamah MA berpendapat, partai politik di Indonesia terkesan "mabuk kekuasaan" karena terlalu cepat mewacanakan calon presiden untuk 2014.

"Padahal, masa pemilihannya masih jauh," katanya kepada ANTARA di Medan, Minggu.

Ansari mengatakan, partai politik (parpol) terkesan melupakan tugas utamanya, yakni memperjuangkan aspirasi rakyat yang menjadi konstituennya.

Saat ini, rakyat lebih membutuhkan peranan parpol melalui kadernya di parlemen untuk memperjuangkan perbaikan berbagai kondisi yang ada, baik terkait penegakan hukum, peningkatan ekonomi maupun perbaikan sarana dan prasarana publik.

Ia mencontohkan perlunya pengawasan parpol terhadap proses hukum yang dijalani mafia pajak Gayus HP Tambunan agar semua pihak yang terlibat dapat dimintai pertanggungjawabannya.

Demikian juga dengan pengawasan program pemberdayaan ekonomi yang dijalankan pemerintah agar efektif dan tidak menjadi ajang untuk memperkaya diri oknum tertentu.

Sedangkan kondisi terkini, kata dia, perlu perbaikan berbagai sarana dan infrastruktur sosial yang banyak rusak.

Seharusnya, kata dia, kalangan parpol lebih memfokuskan perhatian terhadap hal-hal itu jika memang memiliki kepedulian terhadap rakyat dan bukan sibuk membicarakan masalah kekuasaan saja.

"Jika berjuang untuk rakyat, maka rakyat yang akan memberikan kekuasaan kepada mereka," kata Ansari yang juga alumni Leiden University, Belanda itu.

Ia menilai, pembahasan tentang calon presiden dinilai masih terlalu dini karena prosesnya akan dilangsungkan tiga tahun lagi.

Kesibukan dalam pembahasan pencalon presiden itu seolah-olah menunjukkan parpol "mabuk kekuasaan" sehingga lupa terhadap permasalahan rakyat.

"Mereka harus sadar bahwa saat ini rakyat belum membutuhkan presiden baru tetapi langkah konkrit untuk perbaikan," kata Ansari.

Sebelumnya, pernyataan serupa juga disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay yang meminta semua pihak untuk menghentikan segala bentuk wacana pencapresan karena hanya akan menghabiskan waktu dan menguras energi bangsa.

"Membahas pencapresan saat ini sangat prematur dan hanya akan menguras sebagian besar energi bangsa. Sebaiknya wacana ini segera dihentikan," katanya.

Saleh berharap kalangan politisi lebih memfokuskan diri pada tugas-tugas utama mereka sebagai penyalur aspirasi rakyat. "Menggulirkan wacana capres pada saat pemerintahan periode kedua SBY baru berjalan satu tahun lebih, sangat prematur dan tidak ada untungnya bagi rakyat," ujarnya. (I023/S023/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011