Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Karawang dan Banten (Jabodetabeka-Banten) mengkritik kinerja Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng, terkait perselisihan antara PSSI dengan penyelenggara Liga Primer Indonesia LPI (LPI).
Ketua Umum Badko HMI Jabodetabeka-Banten, M Chairul Basyar, di Jakarta, Minggu, menilai Andi Mallarangeng tidak berdaya menghadapi pihak-pihak yang berusaha mempolitisasi persepakbolaan nasional.
"Jika persoalan itu tidak segera dituntaskan oleh Menpora, maka dikhawatirkan, prestasi olah raga khususnsya sepakbola nasional akan jalan di tempat," ucap Chairul Basyar yang dalam kesempatan itu didampingi juru bicara Badko HMI Jabodetabeka-Banten, Rudy Gani.
Chairul juga meminta Komisi X DPR yang membidangi keolahragaan segera memanggil Andi Mallarangeng. "DPR harus menanyakan bagaimana konflik PSSI-LPI dan sejauh mana kinerja Menpora," katanya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) Badko HMI Jabodetabeka-Banten Rudy Gani menganggap Menpora kurang memberikan perhatian terhadap fasilitas dan reward untuk atlet-atlet yang berprestasi. Ditambah lagi, tidak adannya perhatian terhadap mantan atlet yang berjasa kepada negara.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng di Jakarta (4/1) menyatakan, pihaknya bersedia menjadi mediator konflik antara PSSI dengan penyelenggara Liga Primer Indonesia (LPI).
"Masalah yang terjadi antara PSSI dan LPI hanya perlu komunikasi antar kedua belah pihak. PSSI harus lebih terbuka lagi menyambut adanya masyarakat yang ingin menggelar kompetisi sepakbola dengan nama LPI," katanya kepada wartawan saat menghadiri rapat di Kantor Menkokesra Jakarta (4/1).
Menpora meminta LPI dan PSSI melakukan komunikasi guna menyelesaikan permasalahan tersebut. "Ini hanya masalah komunikasi saja yang kurang antara PSSI dan LPI. Memang semua penyelenggaraan olahraga ada aturan dan kriteria yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 17 tahun 2007. Kriteria-kriteria itulah yang harus dibicarakan lebih baik lagi oleh PSSI dan LPI. Jika komunikasi itu masih saja tidak berjalan baik, baru Menpora akan turun untuk menyelesaikannya," ujarnya.
Menpora juga menambahkan, Kemenpora telah menganggarkan Rp20 miliar, tidak termasuk anggaran PSSI, khusus untuk Tim Nasional pada 2010.
Sedangkan, pada tahun 2011 khusus untuk Timnas anggarannya naik menjadi Rp25 miliar. Menpora memberikan apresiasi apabila ada pihak yang mengadakan turnamen-turnamen seperti sepakbola dengan pembiayaan sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah.(*)
(R009/AR09)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011