Kota Gaza (ANTARA News/AFP) - Sekitar 200 sekolah yang dioperasikan PBB di Gaza telah dibuka lagi Sabtu ini untuk pertamakalinya sejak gencatan senjata yang menghentikan serangan besar-besaran Israel ke wilayah yang dikuasai Hamas ini.
Sekitar 200 ribu anak belajar di sekolah-sekolah yang dioperasikan badan pengungsi PBB yang mengoperasikan 221 sekolah di wilayah miskin Gaza dimana 1.330 orang termasuk 437 anak-anak terbunuh oleh agresi Israel.
Kebanyakan dari sekolah itu digunakan sebagai tempat perlindungan bagi sekitar 100 ribu warga yang tercerabut rumahnya selama konflik dan setidaknya tiga diantara ratusan sekolah itu dihantam serangan Israel hingga membangkitkan kemarahan internasional.
Daloam pemboman paling mematikan, lebih dari 40 orang terbunuh manakala satu tembakan meriam tank Israel menghajar kumpulan orang yang sedang berlindung di sebuah sekolah PBB di kamp pengungsi Jabaliyah di Gaza, 6 Januari 2009.
Israel berkilah mereka menembaki sekolah itu karena telah ditembaki para pejuang Palestina yang berada dekat sekolah.
Christopher Gunness, juru bicara pada Badan Bantuan dan Pekerja PBB (UNRWA), menyatakan 53 instalasi milik PBB rusak atau hancur akibat konflik, termasuk lebih dari 30 sekolah.
Dia berharap situasi normal hadir kembali setelah dibukanya lagi sekolah-sekolah PBB yang kebanyakan belum tuntas diperbaiki.
"Komitmen UNRWA memperbaiki perasaan keadaan sudah normal, bagi generasi mendatang di Gaza adalah ujian bagi kemanusiaan kami dan kami bertekad menghadapi tantangan itu," kata Gunness kepada AFP.
Kebanyakan dari 1,5 juta warga Gaza menyandang status pengungsi itu menggantungkan hidupnya pada bantuan internasional.
Israel dan Hamas telah mengamati prakarsa gencatan senjata masing-masing pihak sejak Sabtu lalu dan seluruh tentara Israel telah ditarik mundur Rabu lalu.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyebut pelaku pemboman kompleks dan bangunan PBB harus bertanggungjawab dan menuduh Israel menggunakan kekuatan yang sangat berlebihan. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009