Mayjen TNI Syafrudin mengapresiasi pelaksanaan Latihan Gema Bhakti 2021 yang telah mencapai sasaran latihan seperti yang dikehendaki bersama.
Baca juga: Marsekal Hadi tak mau berpolemik soal penyusupan PKI di tubuh TNI
Latihan tersebut, kata dia, telah menunjukkan hasil yang sangat baik dalam memahami proses perencanaan tentang proses transisi dari upaya paksa perdamaian menjadi operasi pemeliharaan perdamaian.
"Saya yakin dan percaya bahwa setelah melaksanakan latihan staf ini kita dapat meningkatkan hubungan kerja sama militer antara TNI dengan USINDOPACOM serta meningkatkan profesionalisme khususnya dalam hal perencanaan perdamaian dunia," kata Syafruddin dalam sambutannya secara virtual.
Dia mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan upaya yang luar biasa. Acara tersebut, kata dia, tidak akan sukses tanpa adanya dukungan dari tim dari USINDOPACOM termasuk para narasumber yang telah membagikan pengetahuan yang sangat baik.
"Saya berharap semoga perjalanan anda kembali ke Hawaii dapat berjalan dengan aman sehingga dapat berkumpul kembali dengan keluarga masing-masing," kata Syafruddin.
Latihan Gema Bhakti merupakan salah satu latihan yang telah disepakati dalam forum United States-Indonesia Bilateral Defence Dialogue (USIBDD).
Latihan yang digelar sejak tahun 2013 itu untuk meningkatkan kerja sama militer antara TNI dengan USINDOPACOM.
Latihan ini merupakan latihan perencanaan pada tingkat operasional dalam bidang operasi pemeliharaan perdamaian dan bantuan kemanusiaan, yang pelaksanaannya menggunakan metode staff exercise (staffex).
Pada hari terakhir pelaksanaan Latihan Gema Bhakti 2021 tersebut telah dilaksanakan kegiatan pertemuan, diskusi, dan pemecahan masalah yang sangat bermanfaat bagi seluruh peserta latihan.
Latihan Gema Bhakti menjadi satu kegiatan penting bagi TNI karena menjadi sarana untuk meningkatkan profesionalisme prajurit.
Latihan tersebut diharapkan semakin menambah pengalaman dan wawasan bagi seluruh peserta latihan yang terdiri atas 42 personel TNI dan 56 personel US ARMY.
Latihan tersebut menjadi jawaban terkait kesiapan TNI dalam merencanakan tingkat operasional pada bidang operasi pemeliharaan perdamaian dan bantuan kemanusiaan.
Tahapan dalam latihan tersebut antara lain Kelas Military Decision Making Process-Multinational (MDMP-M), Operational Design Workshop, lalu Staff Exercise.
Latihan tersebut merupakan wujud dari kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat pada level strategic comprehensive partnership yang telah berhasil meningkatkan capability building angkatan bersenjata dari kedua negara dengan tetap memenuhi prinsip kerja sama militer, yaitu kebersamaan, kesetaraan, saling menghormati dan saling menguntungkan.
Pada saat pelaksanaan latihan protokol kesehatan COVID-19 diterapkan dengan sangat baik oleh seluruh peserta.
Para peserta dari AS sebelumnya harus melaksanakan karantina selama delapan hari dan melaksanakan beberapa kali tes PCR COVID-19, termasuk peserta dari TNI.
Selama kegiatan seluruh peserta juga wajib untuk selalu memakai masker, pemeriksaan suhu badan, dan penerapan social distancing.
Ruangan yang digunakan untuk berlatih pun diatur dengan baik untuk melaksanakan sanitasi ruangan setiap dua jam sekali, sehingga selama pelaksanaan kegiatan seluruh peserta selalu berada dalam lingkungan yang steril.
Hal tersebut dilakukan untuk meyakinkan bahwa seluruh peserta telah bebas dari COVID-19.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2021