Paris (ANTARA News) - Prancis tidak menginginkan kehadiran Presiden Tunisia Zine al-Abidine yang digulingkan dari pemerintahan untuk menginjakkan kaki di negara Eropa itu, kata pejabat pemerintah Prancis pada Jumat (Sabtu WIB).
"Prancis tidak menginginkan Presiden Tunisia menginjakkan kakinya di tanah Prancis," kata pejabat yang menolak menyebutkan identitasnya itu kepada Reuters menyusul kabar sebelumnya yang menyebutkan Ben Ali akan terbang ke Paris.
Namun menurut laporan kantor berita AFP pesawat yang membawa Ben Ali telah mendarat Sabtu dini hari di kota Jeddah, dekat Laut Merah, Arab Saudi, kata satu sumber Saudi.
Ben Ali meninggalkan negaranya Tunisia pada Jumat di tengah gelombang protes sosial mematikan pada akhir dramatis dari 23 tahun kekuasaannya, yang sama sekali belum bernah terjadi di dunia Arab.
Sebelumnya, pesawat Presiden Ben Ali diperkirakan akan mendarat di Kanada. Montreal dianggap sebagai tempat pendaratan yang paling mungkin bagi Ben Ali, tempat ia dapat bergabung dengan puterinya dan anak menantu laki-lakinya di sebuah rumah tinggal mewah yang dibeli pada 2008.
Ben Ali mundur dari jabatannya dan meninggalkan negaranya ketika pemerintah mengumumkan keadaan darurat menyusul demonstrasi mematikan yang dipicu oleh masalah pengangguran.(*)
Reuters/AFP/KR-PPT/H-AK
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011