Muara Teweh (ANTARA News) - Pihak keluarga dari dua korban perahu motor cepat (speedboat) "Mujain Abdillah" yang tenggelam pada Senin(3/1) di pedalaman Sungai Barito, wilayah Desa Butong Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, hingga kini masih melakukan pencarian.
"Hingga hari ke-13 ini pencarian terus dilakukan pihak keluarga terhadap dua korban yang masih belum ditemukan itu," kata salah seorang tim penyelamat, Nurdin di Muara Teweh, Sabtu pagi.
Sampai Sabtu (15/1) pagi ini dua orang korban penumpang perahu motor cepat jurusan Muara Teweh-Buntok terbalik sekitar pukul 12.30 WIB yakni Adi (30) karyawan perusahaan tambang batu bara di kawasan Desa Paring Lahung Kecamatan Montallat, Barito Utara dan seorang anak perempuan Ila (8) warga Desa Pendang Kecamatan Dusun Utara,Kebupaten Barito Selatan masih belum ditemukan.
Menurut Nurdin, pencarian korban yang dibantu pihak perusahaan dan masyarakat setempat dilakukan dengan menyisir sejumlah kawasan di sekitar lokasi musibah (TKM) hingga ratusan meter di wilayah desa terdekat.
"Kita tetap berharap kedua korban masih bisa ditemukan, meski waktu kejadian musibah sudah hampir dua pekan," kata Nurdin yang juga Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dermaga pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Barito Utara ini.
Nurdin menjelaskan, meski tim Badan SAR Nasional dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan telah mengakhiri pencarian sejak Selasa (11/1), namun kedua korban masih belum dinyatakan secara resmi hilang, karena pencarian terus dilakukan pihak keluarga maupun masyarakat setempat.
Pihaknya belum bisa memastikan kapan berakhirnya batas pencarian, karena keluarga korban tetap berupaya mencari baik dilakukan secara langsung di lokasi maupun bantuan cara supranatural.
"Berbagai upaya pencarian baik dilakukan secara teknis maupun `orang pintar` terus dilakukan, namun hingga kini belum membuahkan hasil," jelasnya.
Dia mengataka, sebelumya pada Minggu (9/1) Tim SAR telah menemukan lokasi tenggelamnya speedboat itu sekitar satu kilometer arah selatan dari TKM pada titik koordinat 01.08 217 Lintang Selatan - 114.53.548 Bujur Timur.
Bahkan bangkai speedboat terbuat dari bahan fiber seberat 218 kilogram yang tengelam di dasar Sungai Barito terlihat jelas melalui alat pengukuran kedalaman (Echo Sounder) di kapal tonase besar (tugboat) masih utuh dilengkapi mesin 200 PK di lokasi tersebut.
Namun ketika dilakukan penyelaman pada kedalaman beberapa meter, Tim SAR mengalami kendala menemukan bangkai speedboat itu karena keruhnya air Sungai Barito sehingga menganggu jarak pandang dalam air.
"Bangkai speedboat masih ada, namun Tim SAR tidak bisa menemukan akibat jarak pandang dalam air gelap karena air sungai keruh," katanya.
Pihaknya memperkirakan bangkai speedboat masih berada di lokasi tersebut dan kemungkinan hanyut terbawa arus deras sungai tipis karena di sekitar tenggelamnya kapal taksi cepat di dasar sungai itu di kelilingi bebatuan oleh penduduk setempat menyebutnya kawasan batu meja karena memiliki sekat atau ruangan
"Kita masih berharap pencarian dua korban segera ditemukan, siapa tahu keduanya ikut tenggelam bersama perahu motor cepat itu," kata Nurdin.
Kejadian terbaliknya perahu motor cepat itu berawal saat speedboat "Wahyu Samudra Biru" yang dikemudikan Abdul Latif berangkat dari Muara Teweh tujuan Buntok pada pagi hari mengangkut 20 orang penumpang, di tengah perjalanan hidrolik mesin pendorong tidak berfungsi.
Ketika itu penumpang sempat terlantar sekitar setengah jam karena perahu motor cepat mengalami mogok, kemudian pengelola perahu motor cepat meminta kapal baru sebagai pengganti perahu motor cepat yang tidak bisa berlayar, untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah itu perahu motor cepat pengganti "Mujain Abdillah" tiba di lokasi kejadian, namun naas menimpa perahu motor cepat kedua ini.
Baru sekitar lima menit mengangkut penumpang, tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya perahu motor cepat berbadan panjang itu terbalik hingga mengakibatkan puluhan penumpang di dalamnya kalang kabut dan terlempar ke air.
Ketika itu seluruh penumpang berupaya menyelamatkan diri dengan berenang ke tepian Sungai Barito, namun dua orang tidak ditemukan sedangkan 18 penumpang lainnya berhasil selamat. (K009/M019/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011