Kupang (ANTARA News) - Badai atau siklon tropis Vince saat ini melanda wilayah Nusa Tenggara Timur, diperkirakan hanya akan bertahan selama satu pekan terhitung tanggal 12 Januari 2011, setelah itu akan bergerak menjauh dari garis khatulistiwa.

Kepala Stasiun Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas II Lasiana Kupang, Purwanto di Kupang, Sabtu, mengatakan meskipun tidak bertahan lama, masyarakat di Nusa Tenggara Timur, terutama yang berdiam di Kepulauan Sumba, Sabu dan Timor, perlu waspada karena mereka sangat merasakan dampak dari siklon tropis (Tropical Cyclone) Vince itu.

Ia mengatakan salah satu indikator dari badai yang dirasakan saat ini adalah intensitas curah hujan mulai ringan hingga sedang, angin kecang mencapai 40 km/jam dan berpotensi terjadi puting beliung, serta gelombang tinggi di perairan setempat antara 4-6 meter.

"Puting beliung dan tanah longsor telah melanda sejumlah wilayah seperti 10 rumah di Kelurahan Oepura Kota Kupang dan 11 rumah di Kelurahan Merdeka Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang-NTT, ambruk diterjang angin kencang pada tanggal 12 dan 13 Januari 2011," katanya.

Sementara dampak lainnya adalah ribuan nelayan tradisional di wilayah Kota dan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur sudah hampir sebulan terakhir tidak melaut karena cuaca buruk di wilayah perairan kepulauan itu.

"Saat ini nelayan di Pulau Sulamu Kabupaten Kupang, Namosain dan Oesapa Kota Kupang sama sekali belum melaut untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga karena cuaca masih buruk. Ombak masih setinggi empat hingga enam meter disertai angin kencang," katanya.

Sedangkan imbas lain dari badai itu adalah sebanyak 50 rumah warga pesisir Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, terendam air laut, akibat gelombang pasang mencapai enam meter pada tanggal 12 Januari 2011.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur , Zakarias Heriando Siku, ketika dihubungi terpisah mengatakan dari total 50 rumah yang terendam, dua rumah warga tersebut dinyatakan hilang terbawa gelombang laut.

Ia mengatakan kejadian serupa juga menimpa warga di Kelurahan Nanghale dan Kelurahan Lewamada, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, sehingga mengakibatkan sekitar 60 lebih kepala keluarga (KK) harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Sementara PT Indonesia Feryy Cabang Kupang, menghentikan pelayaran ke semua lintasan di Nusa Tenggara Timur, hingga tanggal 19 Januari atau setelah Badan Meteorologi ,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca di perairan itu sudah bisa dilayari.

"Semula pada tanggal 10 Januari pihaknya menutup semua lintasan penyeberangan di NTT hingga tanggal 13 Januari 2011, namun hingga batas waktu yang ditentukan hari ini, ternyata kondisi cuaca masih signifikan sehingga memicu terjadinya angin yang bertiup sangat kencang yang berdampak pada gelombang yang sangat tinggi serta curah hujan dengan intensitas ringan hingga sedang sehingga memutuskan untuk memperpanjang lagi," kata Manajer Operasi PT Indonesia Ferry Cabang Kupang, Arnol Yansen.

Menurut Purwanto, siklon tropis ini telah memberi dampak pada kondisi cuaca di NTT dan dampaknya pun telah dan akan dialami adalah hujan dengan intensitas sedang sampai lebat, angin kecang tiba-tiba dan gelombang laut yang tinggi, sehingga selalu waspada.

Dia menjelaskan, badai ini berada di sebelah selatan Jawa dan juga adanya tekanan rendah di Kepulauan Aru dan pada posisi di Samudera Hindia dan berdampak langsung juga di NTT sehingga perlu diwaspadai. (B017/A011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011