Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) yang baru berganti nama menjadi Bank Raya mencatatkan laba bersih sebesar Rp26 miliar sepanjang semester I-2021 atau meningkat 30 persen secara year on year

"Hal tersebut didorong peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 34,21 persen year on year menjadi Rp434 miliar pada tahun ini seiring dengan peningkatan Net Interest Margin (NIM) menjadi 3,48 persen," kata Direktur Keuangan dan Operasional Arif Wicaksono dalam konferensi pers daring yang dipantau di Jakarta, Senin.

Oleh karena itu, ia menambahkan return on asset (ROA) BRI Agro meningkat menjadi 0,33 persen dan return on equity (ROE) naik menjadi 1,26 persen pada Juni 2021.

Dari sisi permodalan, total modal inti Perseroan mencapai Rp4,22 triliun dengan level rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 24,90 persen pada akhir Juni 2021.

Baca juga: BRI Agro terbuka terhadap kerja sama dengan perusahaan teknologi

"Pada kesempatan ini kami sampaikan bahwa sejalan dengan upaya kami melakukan refocusing dari kredit menengah ke bisnis digital, maka pada Juli 2021 Perseroan diperkirakan akan mengalami kerugian," katanya.

Kerugian ini, terang Arif, merupakan dampak dari adanya peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL), terutama untuk kredit konvensional serta tambahan untuk pencadangannya.

"Untuk itu, kami juga telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi agar pada akhir 2021 tingkat risiko kredit dimaksud dapat kembali ke tingkat yang lebih sehat," kata Arif.

Ia pun berharap Perseroan sudah sepenuhnya siap memasuki era bisnis digital pada 2022.

"Langkah transformasi ini tetap memperhatikan penerapan tata kelola perusahaan yang baik, pengelolaan manajemen risiko, dan persyaratan kecukupan pemenuhan modal minimum yang telah ditetapkan regulator," kata Arif.

Baca juga: Bank Raya fokus melayani nasabah di segmen "gig economy"

Baca juga: BRI Agro resmi mengubah nama menjadi Bank Raya

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021