... banyak yang bunuh diri karena depresi...

Tanjungpinang (ANTARA) - Puluhan imigran asal Afghanistan berdemonstrasi di Lapangan Pamedan, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menuntut agar dapat membangun kehidupan baru di negara ketiga.

Salah seorang imigran asal Afghanistan, Yahya Zamili, di Lapangan Pemedan, Senin, mengatakan, ratusan pengungsi asal Afghanistan sudah 10 tahun tinggal di Pulau Bintan (Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan). Selama 10 tahun itu pula, banyak kejadian pilu yang dihadapi para imigran.

Bahkan sejumlah imigran memilih mengakhiri hidupnya setelah bertahun-tahun depresi. "Sudah banyak yang bunuh diri karena depresi," katanya.

Baca juga: Puluhan pengungsi asal Afganistan demonstrasi di kantor IOM Kupang

Para pengungsi asal Imigran meminta kejelasan status mereka. Mereka tidak pernah berhenti berjuang untuk mendapatkan keadilan.

Keadilan yang dimiliki bangsa yang merdeka hanya dapat diperoleh dengan penetapan status mereka untuk segera membangun kehidupan baru di negara ketiga seperti Amerika Serikat. "Kebebasan, mendapat kehidupan yang layak, pekerjaan, pendidikan seperti warga biasa, yang kami inginkan. Bantulah kami," ucapnya.

Baca juga: Puluhan pencari suaka kembali tempati trotoar Kebon Sirih Jakarta

Sejak beberapa tahun lalu, seluruh imigran asal Afghanistan, Sudan, dan lainnya tinggal di Hotel Bhadra, Bintan. Beberapa pekan lalu, imigran asal Afghanistan juga menggelar aksi di lokasi pengungsian.

Kepala Polres Tanjungpinang, AKBP Fernando, memberikan kesempatan selama satu jam kepada para pengungsi untuk menyampaikan aspirasinya. "Kami hanya mengamankan aksinya saja, jangan sampai mengabaikan protokol kesehatan, masyarakat kita saja dilarang. Kita berikan waktu maksimal satu jam saja," kata dia.

Baca juga: Imigran di Medan unjuk rasa protes UNHCR

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021