Jakarta (ANTARA News) - Direktur Energi Primer PT PLN Nur Pamudji mengatakan, batu bara untuk pasokan PLN terancam harga tinggi di pasar internasional.
"PLN dan pemasok batu bara sulit menemukan kesepakatan harga untuk 2011," katanya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, PLN berkeinginan harga batu bara mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 17 Tahun 2010 tentang Harga Batu bara Acuan (HBA).
Permen itu menetapkan HBA rata-rata kuartal keempat 2010 merupakan harga untuk 2011.
Sesuai HBA yang setiap bulan diterbitkan Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, harga Oktober 2010 tercatat 92,68 dolar AS per ton, November 95,51 dolar, Desember 103,41 dolar, dan sudah Januari 112,41 per ton.
"Harga sesuai permen sudah memberikan keuntungan yang wajar bagi produsen batu bara mengingat HBA merupakan harga pasar," katanya.
Sementara, lanjut Nur, produsen batu bara meminta harga batu bara sesuai indeks Barlow-Jonker (NEX) yang naik lebih tinggi yakni Oktober 95,05 dolar AS, November 104,2 dolar, Desember 110,20 dolar, dan Januari 130,85 dolar per ton.
Ia mengatakan, seharusnya, produsen mengikuti harga batu bara sesuai Permen 17/2010.
"Kenaikan harga beli batu bara ini akan menambah subsidi listrik," kata Nur.
Menurut dia, setiap kenaikan harga jual batu bara ke pasar domestik sekitar 20 persen, maka beban subsidi listrik bertambah Rp2 triliun lebih besar dibandingkan peningkatan pendapatan negara dalam bentuk royalti dan pajak keuntungan produsen batubara.
Nur juga mengatakan, hanya satu pemasok dari perusahaan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) yang sepakat memakai harga sesuai Permen 17/2010.
Sementara, pemegang PKP2B yang lain menuntut harga lebih tinggi.
"Mereka berpendapat bahwa HBA rata-rata kuartal empat 2010 tidak mencerminkan ekspektasi harga ekspor di 2011," katanya.
Nur berharap pemerintah mengatur harga batu bara buat domestik secara lebih tegas.
Dirut PT PLN Dahlan Iskan menambahkan, persoalan pasokan batu bara itu jauh lebih penting bagi PLN dibanding permasalahan pembatasan kenaikan tarif dasar listrik.
"Gejolak harga batu bara ini sudah di depan mata. Apakah PLN harus membeli batu bara dengan harga internasional, sementara Indonesia adalah pabriknya batu bara," ujarnya.
Sebelumnya, juru bicara PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, PT Arutmin Indonesia sepakat memasok batu bara PLN tahun 2011 sesuai Permen ESDM 17/2010.
Arutmin akan memasok batu bara ke tujuh pembangkit yang masuk dalam program percepatan pembangunan 10.000 MW tahap pertama sebesar 7,2 juta ton.
Menurut Bambang, PLN juga sedang menyelesaikan negosiasi harga dengan perusahaan PKP2B yang lain di antaranya PT Kideco Jaya Agung, PT Adaro Indonesia, dan PT Berau Coal. (K007/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011