"Hal terpenting dalam pengembangan IP kreatif adalah rencana yang matang dan persiapan Ip sebelum masuk ke ranah komersialisasi. Banyak potensi yang bisa kita maksimalkan bersama HATCH di preparation stage," kata Grace Kusnadi, selaku Executive Director Katapel.id dalam siaran pers pada Senin.
HATCH adalah sebuah program inkubasi hasil kekayaan intelektual kreatif (IP) yang mencakup komik, ilustrasi, game, buku, maupun film yang diinisiasi oleh Katapel bersama UMN (Universitas Multimedia Nasional) yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kedai Reka.
Baca juga: DJKI: Permohonan baru hak paten secara daring terus meningkat
Berawal dari Katapel sebagai program inisiasi komersialisasi IP lokal di tahun 2018, yang pada tujuan utamanya hanya berfokus pada IP yang sudah matang namun belum siap untuk komersialisasi, maka di Katapel para peserta belajar dan mengasah lagi pengetahuan mereka tentang komersialisasi IP yang sebenarnya.
Namun pada saat proses pendaftaran banyak IP yang mendaftar di Katapel yang ternyata belum siap secara komersialisasi dengan berbagai aspek masalah seperti baru berupa konsep atau ide, hanya berupa gambar atau ilustrasi, atau bahkan hanya berupa purwarupa.
Dengan berbagai masalah yang timbul dalam dunia kekayaan intelektual kreatif di Indonesia maka hadirlah HATCH yang dimana program ini berfokus pada aspek yang sebelumnya tidak ada pada Katapel seperti pematangan konsep dan ide, pengembangan karakter dan cerita, persiapan bisnis / komersialisasi IP, hingga penyiapan kerja tim / perusahaan.
UMN (Universitas Multimedia Nusantara) bersama Katapel dan didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kedai Reka, HATCH fokus pada target peserta dengan dua kriteria yaitu pelajar atau mahasiswa dan kreator IP pemula.
Novrizal Pratama selaku Reviewer dan Business Mentor di HATCH menambahkan potensi industri IP kreatif di Indonesia besar sekali.
"Sayangnya banyak yang belum ter-info dengan baik dan memiliki pengalaman mengembangkan IP kreatif dari awal. Semoga HATCH bisa menjadi jawabannya," kata dia.
Proses inkubasi HATCH diawali dengan seluruh peserta yang mendaftar akan mengikuti webinar yang dihadiri oleh para pembicara pakar di bidangnya,yang tentunya sangat berguna untuk para kreator dalam pengembangan serta berbisnis IP.
Setelah itu, peserta diwajibkan untuk mengumpulkan ulang proposal IP mereka untuk diseleksi menjadi 30 besar, proposal diseleksi lewat diwawancara untuk menjadi 20 peserta dan mengikuti program mentoring Intensif dari para mentor selama kurang lebih dua bulan.
Setelah program mentoring selesai, tim HATCH akan membantu para peserta untuk mewujudkan IP mereka dalam bentuk purwarupa IP. Setelah 20 peserta terpilih melewati proses mentoring hingga pembuatan purwarupa IP, pada akhir program ini mereka dipertemukan dengan Review Day, yang dimana para peserta harus menunjukkan dan mempresentasikan IP mereka kepada reviewer (IP Expert).
Gelombang pertama HATCH akan berlangsung pada 27 September 2021, ditandai dengan adanya webinar oleh HATCH dan seluruh rangkaian mentoring akan berakhir di 7 Desember 2021. Untuk pendaftaran dan informasi selengkapnya dapat mengakses akun Instagram HATCH di @hatchbykatapel atau melalui https://lynk.id/hatch. Sampai jumpa di gelombang pertama HATCH.
Baca juga: Urus pendaftaran merek sebelum produksi ide
Baca juga: Kemenkumham luncurkan buku Pedoman Branding Indikasi Geografis
Baca juga: DJKI tegaskan komitmen berantas pelanggaran kekayaan intelektual
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021