Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham terkait mata uang kripto turun di bursa Hong Kong pada Senin pagi, setelah otoritas China mengintensifkan tindakan keras mereka terhadap industri tersebut, sementara mata uang kripto utama Bitcoin stabil.
Saham manajer aset kripto dan perusahaan perdagangan Huobi Tech, afiliasi dari Huobi Global, salah satu platform perdagangan kripto terbesar di dunia, anjlok lebih dari 30 persen setelah bel pembukaan.
Huobi Global mengatakan pada Minggu (26/9/2021) bahwa pihaknya telah berhenti menerima pelanggan baru China daratan mulai Jumat (24/9/2021) dan akan menutup akun milik nasabah yang berbasis di China daratan pada akhir tahun ini untuk mematuhi peraturan setempat.
Regulator China mengintensifkan tindakan keras pada Jumat (24/9/2021), melarang transaksi dan penambangan uang kripto, dan mengatakan bahwa bursa luar negeri dilarang memberikan layanan kepada investor daratan melalui internet dan bahwa karyawan platform perdagangan kripto luar negeri yang berbasis di China daratan akan diselidiki.
OKG Technology Holdings Ltd, sebuah perusahaan fintech dan konstruksi yang mayoritas dimiliki oleh Xu Mingxing pendiri tempat pertukaran (bursa) kripto OK Coin, anjlok lebih dari 20 persen.
Namun, mata uang kripto diperdagangkan dengan kuat pada Senin, setelah rebound dari penjualan yang didorong oleh tindakan keras China karena spekulan membeli saat harga jatuh.
Bitcoin naik sekitar 2,4 persen di perdagangan Asia menjadi diperdagangkan di 44.250 dolar AS, setelah jatuh sedikit di bawah 41.000 dolar menyusul pengumuman larangan total pada penambangan dan transaksi kripto di China pada Jumat (24/9/2021) - tindakan keras yang paling luas.
Mata uang kripto saingan Bitcoin, Ether juga menguat 3,0 persen menjadi 3.163 dolar dan telah menutup kerugian pada Jumat (24/9/2021).
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021