Bogor (ANTARA News) - Sekitar 37 jenis tanaman bambu yang endemik di Provinsi Jawa Barat hampir punah karena kurangnya kepedulian dan upaya pelestariannya.
"Ada sekitar 37 jenis bambu yang terancam punah dan hanya hidup di tempat-tempat tertentu," kata Ketua Yayasan Bambu Indonesia, Jatnika di Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis.
Jenis bambu yang mulai sulit ditemui dan hampir punah antara lain, Bambu Eul-eul, bambu Tutul, Bambu Betung, Bambu Wulung (hitam), Bambu Tamiang, Bambu Haur Koneng dan Bambu Haur Gereng.
Menurut Jatnika, semua jenis bambu memiliki manfaat dan bernilai ekonomis tinggi seperti Bambu Eul-eul yang bisa menyembuhkan 41 macam penyakit dan dikala hujan ruas batangnya berisi air. Namun saat ini Bambu Eul-eul hanya terdapat di Hutan Soreang, Bandung .
Sementara Bambu Betung hanya terdapat di hutan Majalengka, batangnya yang berdiameter 20-30 cm bisa digunakan sebagai bahan bangunan misalnya untuk tiang rumah.
Sedangkan Bambu Tutul, memiliki warna kuning keemasan dan mempunyai tutul sehingga nilai artistiknya sangat tinggi biasanya dimanfaatkan untuk membuat aksesoris.
Betung Wulung, yang juga sudah mengalami kelangkaan, menurut Jatnika , sangat cocok untuk bahan mebel dan aneka furnitur. Haur Gereng hanya dapat ditemui di hutan Ujungkulon, batangnya berduri dan jika tertiup angin akan berbunyi.
Biasanya Bambu Haur Gereng digunakan untuk penahan tebing karena batangnya yang sangat kuat dan sejak dulu digunakan untuk membuat pagar agar terjaga dari binatang buas, sementara air di dalam batangnya bisa menjadi obat.
"Begitu banyak manfaat bambu selain untuk berbagai peralatan tanaman bambu juga bisa menjaga ekologi serta sebagai penampung air, dan menanamnya juga sangat mudah," ujarnya.
Jatnika mengatakan, jika bambu ditanam bisa mengurangi ilegal logging karena waktu tumbuhnya cepat dan pengolahan bambu sangat sederhana karena jika ditebang bisa langsung dimanfaatkan untuk tiang penyangga.
Di Indonesia terdapat sekitar 159 jenis bambu dari total 1.250 jenis sebaran bambu di dunia. 88 jenis bambu di Indonesia tersebut merupakan jenis endemik dan hanya 56 jenis di antaranya dapat berfungsi secara ekonomis.
(D016/A011/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011