Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko ingin menjadikan riset teknologi nuklir Indonesia bertaraf global, dengan langkah awal melalui penetapan program yang objektif dan rasional serta kolaborasi bersama.

"Kita harus mulai dengan pola baru, sehingga memiliki makna secara konten, tidak hanya untuk Indonesia, namun juga bertaraf global. Kita harus menyusun pola perencanaan melalui pembentukan tim panel global, dengan mengupayakan benefit (keuntungan) dengan kreatif, memeras otak, bagaimana menciptakan program yang memang secara objektif dan rasional," kata Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Dalam riset teknologi nuklir, Handoko menuturkan kolaborasi dan keterlibatan mitra bersifat penting, baik mitra global, mitra periset, mitra pendidikan maupun mitra industri.

Kepala BRIN mengatakan riset dan pengembangan terkait teknologi nuklir adalah hal yang relatif sangat advance, berbiaya tinggi dan membutuhkan waktu yang panjang, maka harus segera ditetapkan anggaran Tahun 2022 dengan sangat matang.

“Jadi kita tidak bisa bicara bahwa kita mau program setahun, dua tahun, tidak bisa begitu. Tujuan utamanya adalah kita ingin memperbaiki cost benefit secara keseluruhan yang memadai dari program riset teknologi nuklir ini. Tidak cukup hanya sekadar oh kita sudah punya, tidak cukup seperti itu,” tutur Handoko.

Menurut dia, ada beberapa upaya meningkatkan pengembangan riset bidang nuklir, yakni perlu segera melakukan upaya dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang ada dan mengupayakan revitalisasi infrastruktur secara keseluruhan yang tidak bisa dilakukan setengah-setengah atau tambal sulam.

Ia mengatakan pola pikir yang harus dimiliki adalah dengan program yang jelas, maka akan mendapat dukungan yang memadai.

Di lain sisi, Handoko menuturkan pengembangan serta riset teknologi penerbangan dan antariksa tetap menjadi bagian fokus penting BRIN.

Ia menuturkan periset Indonesia juga memiliki kompetensi yang mumpuni dalam mengembangkan satelit operasional. Pemanfaatan satelit dapat dipakai untuk pemantauan bumi dan pergerakan kapal, komunikasi kebencanaan hingga data riset.

"Semangat selalu untuk para periset. Mari ubah mindset (pola pikir) untuk tidak membatasi penelitian karena faktor anggaran, dan agar kita melakukan penelitian berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan," ujar Handoko.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021