"Hari ini kami masih melakukan pendataan terhadap rumah warga yang rusak akibat angin puting beliung, kemungkinan jumlahnya bertambah," kata pejabat sementara (Pjs) Kepala Desa Argosari, Martiam, saat dihubungi ANTARA, Kamis.
Angin puting beliung yang terjadi pada Rabu (13/1) melanda dua dusun yakni Dusun Argosari dan Dusun Pusung Dhuwur di Desa Argosari yang diapit oleh dua gunung api yakni Gunung Semeru (3.676 mdpl) dan Gunung Bromo (3.2952 mdpl).
Menurut Martiam, jumlah rumah rusak yang didata sebanyak 44 rumah, dengan rincian dua rumah rusak berat sehingga tidak bisa ditempati, sedangkan sebanyak 42 rumah tergolong rusak sedang dan ringan.
"Warga yang rumahnya rusak berat terpaksa mengungsi di rumah tetangga atau saudaranya yang tidak terkena angin puting beliung demi keselamatan mereka," paparnya.
Ia mengimbau warga Desa Argosari tetap waspada terhadap ancaman angin puting beliung susulan, namun warga tidak perlu panik terhadap bencana alam tersebut.
Sejumlah pohon di tepi jalan menuju Desa Ranupani, Kecamatan Senduro dilaporkan tumbang melintangi jalan sehingga akses menuju ke kawasan tersebut tertutup.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam bencana angin puting beliung di Desa Argosari," katanya menambahkan.
Data di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Lumajang tercatat sebanyak 12 dari 21 kecamatan di Lumajang merupakan daerah rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.
12 kecamatan rawan bencana tersebut adalah Kecamatan Tempusari, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Djatiroto, Rowokangkung, Yosowilangun, Senduro, Gucialit, Kedungjajang dan Tekung.
(ANT/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011