Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengungkapkan bahwa Research in Motion (RIM) belum mengirimkan surat resmi terkait komitmennya untuk menutup akses pornografi pada layanan Internet BlackBerry.
"Sampai saat ini, belum ada surat resmi dari RIM soal komitmennya tersebut," kata Tifatul disela Pertemuan Menteri Telekomunikasi dan Teknologi Informasi ASEAN (Telmin) ke-10 di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis.
Ia mengatakan, komitmen itu sudah sering dikatakan RIM seperti menutup akses pornografi, menggunakan tenaga kerja Indonesia, atau pun untuk menempatkan server pusat data di Indonesia.
"Kita minta RIM lakukan komitmen itu dan semuanya tidaklah sulit karena para operator di dalam negeri sejak bulan Ramadhan lalu juga sudah menjalankannya," ungkapnya.
Menurut Tifatul, penutupan akses pornografi pada layanan BlackBerry tidaklah membutuhkan waktu lama karena tinggal memasang perangkat lunak saja.
"Kalau memang serius, itu paling hanya dua hari sudah selesai," ungkapnya.
Bila pihak RIM tidak melaksanakannya sesuai batas waktu yang diberikan, maka pemerintah akan memblokir layanan Internet BlackBerry.
Produsen ponsel pintar Blackberry itu Senin lalu (11/1) menyatakan akan sesegera mungkin menyaring situs porno setelah pemerintah Indonesia mengancam menutup layanannya di Indonesia.
Dalam pernyataan tertulisnya, seperti dikutip AFP, RIM, pembuat Blackberry, mengatakan bahwa mereka telah berbicara dengan para mitranya dan pemerintah Indonesia mengenai tuntutan pemblokiran situs-situs porno tersebut.
RIM melanjutkan bahwa mereka menempatkan tuntutan pemerintah Indonesia itu pada prioritas tertinggi dan caranya dengan mengimplementasikan solusi teknis yang memuaskan sesegera mungkin.
Sebelumnya pada hari yang sama, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengancam akan memblokir salah satu fasilitas layanan ponsel pintar itu di Indonesia.
"Jika nanti pada pertemuan 17 Januari 2011, RIM tidak comply (mematuhi) kebijakan kami, maka fasilitas browsing Blackberry akan diblokir," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Senin (10/1)
Soal Pajak
Terkait soal pajak, Tifatul Sembiring menjelaskan bahwa sampai saat ini memang RIM tidak pernah bayar pajak karena perusahaan tersebut pusatnya di Kanada.
"Bagaimana bayar pajak, kantor pusatnya kan di Kanada. RIM itu tidak membangun jaringan di sini karena seluruh jaringan adalah milik enam operator di Indonesia," tegasnya.
Berdasarkan data pakar IT tercatat ada tiga juta pelanggan RIM/BB di Indonesia dengan perincian dua juta pelanggan resmi dan satu juta pelanggan yang menggunakan BB pasar gelap (black market).
Penghasilan RIM dari semua itu mencapai Rp189 miliar per bulan atau Rp2,268 triliun per tahun yang diperoleh melalui tagihan sebesar tujuh dolar AS perorang per bulan.
(N004/S004/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011