London (ANTARA) - Keputusan Inggris mengeluarkan visa sementara bagi 5.000 pengemudi truk asing adalah solusi jangka pendek yang tidak akan menyelesaikan kekurangan tenaga kerja yang gawat, para pemimpin bisnis memperingatkan.

Kelangkaan tenaga kerja itu menimbulkan risiko gangguan besar bagi pengusaha ritel menjelang Natal.

Antrean panjang kendaraan terjadi di SPBU untuk hari kedua pada Sabtu (25/9) ketika pengendara mengantre berjam-jam untuk mengisi bahan bakar.

Perusahaan-perusahaan minyak melaporkan bahwa kurangnya pengemudi menimbulkan masalah transportasi dari kilang sampai SPBU, yang menyebabkan beberapa pengusaha menutup SPBU.

Masalah pasokan bahan bakar datang menyusul peringatan dari industri ritel bahwa, jika kekurangan pengemudi tak diselesaikan, masalah besar akan muncul menjelang saat-saat orang sibuk berbelanja.

"Setelah 18 bulan yang sangat sulit, saya tahu betapa pentingnya Natal ini bagi kita semua dan itulah mengapa kami mengambil langkah-langkah ini pada kesempatan paling awal untuk memastikan persiapan tetap sesuai rencana," kata Menteri Transportasi Grant Shapps dalam sebuah pernyataan.

Asosiasi Pengangkutan Jalan Inggris (RHA) mengatakan Inggris menghadapi kekurangan sekitar 100.000 pengemudi akibat pekerja yang meninggalkan industri, juga karena Brexit dan pandemi, yang membuat program pelatihan dan pengujian pengemudi terhenti selama sekitar satu tahun.

Sesuai rencana pemerintah, 5.000 pengemudi kendaraan barang berat (HGV) akan dapat datang ke Inggris dengan visa sementara, sementara 5.500 visa lainnya akan dikeluarkan bagi pekerja peternakan unggas "untuk menghindari potensi tekanan lebih lanjut pada industri makanan".

Visa jangka pendek ini, yang sebelumnya ditolak oleh pemerintah meskipun ada permintaan dari perusahaan ritel dan logistik, akan berakhir pada 24 Desember.

Selain itu, sebanyak 4.000 orang akan dilatih sebagai pengemudi baru truk, surat akan dikirim ke hampir satu juta pengemudi dengan SIM HGV untuk menarik mereka kembali ke industri, dan pemeriksa kementerian pertahanan akan direkrut untuk mempercepat proses pengujian.

Baca juga: Maskapai, usaha piknik tekan Inggris longgarkan aturan perjalanan

Pemerintah mengatakan penerbitan visa-visa tersebut bukanlah solusi jangka panjang. Solusi jangka panjangnya, ujar pemerintah, adalah mempekerjakan lebih banyak pengemudi Inggris dengan gaji dan kondisi yang lebih baik.

"Kami bertindak sekarang tetapi kalangan industri juga harus memainkan peran mereka dengan kondisi kerja yang terus membaik dan kenaikan gaji yang layak terus dipertahankan agar perusahaan dapat mempertahankan pengemudi baru," kata Shapps.

Andrew Opie, direktur makanan dan keberlanjutan di British Retail Consortium, yang memperingatkan pada Jumat (24/9) bahwa pemerintah hanya memiliki 10 hari untuk menyelesaikan masalah kekurangan pengemudi, mengatakan rencana itu tidak cukup.

"Batas 5.000 visa tidak akan banyak membantu mengatasi kekurangan saat ini," katanya. "Toko swalayan saja memperkirakan mereka membutuhkan setidaknya 15.000 sopir HGV agar bisnis mereka dapat beroperasi dengan kapasitas penuh menjelang Natal dan menghindari gangguan atau masalah ketersediaan."

Kalangan lain telah memperingatkan bahwa para pengemudi Eropa mungkin tidak ingin bekerja di Inggris lagi.

"Saya perkirakan banyak pengemudi tidak akan kembali ke Inggris bahkan jika pemerintah Inggris mengizinkan mereka," kata Marco Digioia, sekretaris jenderal Asosiasi Pengangkutan Jalan Eropa, kepada surat kabar i.

Sumber: Reuters

Baca juga: Restoran dan dokter bantu dorong pemulihan ekonomi Inggris

Baca juga: Penumpang melonjak, Bandara Heathrow sebut perjalanan mulai pulih

Saat menara pendingin pembangkit listrik Inggris diledakkan

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021