Cinangka, Serang (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda masih mengeluarkan getaran dan dentuman yang mengakibatkan kaca rumah warga di pesisir Pantai Anyer dan Cinangka, Kabupaten Serang bergoyang.
"Dentuman dan getarannya masih dirasakan oleh kami di pos pemantau," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Kamis.
Getaran yang mengakibatkan kaca rumah warga bergetar kata Anton, sepanjang Selasa (11/1) tercatat enam kali, sementara dentumannya empat kali.
"Sampai saat ini pun getarannya masih kami rasakan disini," ujarnya.
Namun untuk aktivitas kegempaan lainnya, seperti vulkanik dalam (VA), vulkanik dangkal (VB), tremor letusan, tremor haromink, letusan, pos pemantau tidak dapat mendektesi.
"Solar Panel pada Seismometer di lokasi gunung sepertinya masih tertutup abu vulkanik, sehingga tidak bisa mengirim sinyal ke Seismograf di pos pemantau," ujarnya.
Tidak berfungsinya, Solar Panel itu katanya, sudah berlangsung selama 18 hari, namun demikian Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Geologi Bencana (PVMBG) Bandung, Provinsi Jawa Barat masih menetapkan status gunung tersebut level II atau `waspada`
"Kami belum menurunkan atau menaikkan level GAK, meski kegempaannya secara umum tidak bisa kami pantau seberapa banyak," ujarnya.
PVMBG masih menurut Anton, masih melarang warga atau turis untuk mendekat ke lokasi kegempaan sampai dengan radius dua kilometer.
"Kami masih belum mencabut larangan radius dua kilometer, karena muntahan material yang dikeluarkan oleh gunung masih berbahaya dan mematikan jika terkena tubuh," katanya menambahkan.
Sementara itu untuk ketinggaian asap GAK pos pemantau melihat ketinggian mencapai 1.200 meter. "Warna asapnya kelabu, dan asap condong mengarah ke utara atau Banten," katanya. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011