Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Delapan-belas orang tewas dan 15 lain cedera ketika seorang penyerang bunuh diri menabrakkan mobilnya yang berisi bom ke sebuah kantor polisi di Pakistan baratlaut, Rabu, kata sejumlah pejabat.

Mobil penyerang menghantam kantor polisi Miryan di daerah pinggiran kota Bannu dan merusak parah sebuah masjid berdekatan.

"Kami telah menerima 18 mayat dan 15 orang yang terluka," kata Mohammad Rahim, seorang dokter di rumah sakit utama Bannu.

Kepala kepolisian wilayah itu, Mohammad Iftikhar, mengatakan kepada AFP, sebagian besar dari mereka yang terluka adalah polisi dan personel paramiliter.

Serangan itu segera diklaim tanggung jawabnya oleh Taliban Pakistan, yang menyatakan melakukan pemboman tersebut untuk membalas serangan-serangan udara pesawat tak berawak AS di kawasan suku Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.

"Kami mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Kami akan terus melakukan serangan semacam itu kecuali jika serangan pesawat tak berawak dihentikan," kata juru bicara Taliban, Azam Tariq, kepada AFP melalui telefon dari sebuah lokasi yang dirahasiakan.

Pemboman itu dilakukan setelah serangan rudal oleh pesawat tak berawak terhadap bangunan militan di Waziristan Utara pada Rabu fajar, yang menewaskan lima gerilyawan, kata beberapa pejabat keamanan.

AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 650 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Sejumlah pejabat Pakistan melaporkan, sedikitnya 21 serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sekitar 120 orang pada September, bulan paling mematikan dalam serangan semacam itu.

Lebih dari 250 orang tewas dalam 48 serangan sejak 3 September, yang menyoroti ketegangan dengan Islamabad terkait dengan kecaman AS karena sejauh ini Pakistan tidak melancarkan ofensif darat ke Waziristan Utara.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Lebih dari 1.150 orang tewas dalam lebih dari 140 serangan pesawat tak berawak di Pakistan sejak Agustus 2008, termasuk sejumlah militan senior. Namun, gempuran-tempuran itu telah mengobarkan sentimen anti-Amerika di negara muslim konservatif itu.

AS meningkatkan serangan rudal oleh pesawat tak berawak ke Waziristan Utara setelah seorang pembom bunuh diri Yordania menyerang sebuah pangkalan AS di seberang perbatasan di provinsi Khost, Afghanistan, pada akhir Desember, yang menewaskan tujuh pegawai CIA.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011