Tentu untuk ke arah sana kita perlu membangun ekosistem keuangan syariah baik komersial maupun sosial, yang terintegrasi satu sama lain. Ini menjadi tantangan bagi kita semua, yang dapat diatasi salah satunya dengan digitalisasi

Jakarta (ANTARA) -

Pengamat Ekonomi Syariah Irfan Syauqi Beik mengatakan digitalisasi dapat memperkuat ekosistem keuangan syariah sehingga potensi zakat sebesar Rp327 triliun dan wakaf senilai Rp180 triliun per tahun dapat terkumpul dan dimanfaatkan dengan baik.

"Tentu untuk ke arah sana kita perlu membangun ekosistem keuangan syariah baik komersial maupun sosial, yang terintegrasi satu sama lain. Ini menjadi tantangan bagi kita semua, yang dapat diatasi salah satunya dengan digitalisasi," kata Irfan dalam webinar Literasi Keuangan dan Ekonomi Syariah (Likes) yang dipantau di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan digitalisasi dapat meningkatkan kepercayaan publik pada ekosistem keuangan syariah nasional. Dengan meyakinkan masyarakat bahwa keuangan syariah turut beradaptasi dalam perkembangan teknologi, kepercayaan masyarakat diyakini akan meningkat.
"Jadi kepercayaan publik sangat penting karena keuangan syariah, keuangan sosial syariah, berdasarkan pada kepercayaan masyarakat. Kalau tidak percaya, orang bisa menarik uang beramai-ramai yang merugikan sistem secara keseluruhan," kata Irfan.
Di samping itu, ia menambahkan bahwa digitalisasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap keuangan syariah. Berdasarkan laporan dari Bank Indonesia, menurut dia, literasi perekonomian syariah Indonesia baru mencapai 16 persen.
"Artinya baru 16 dari 100 orang Indonesia yang terliterasi dengan baik. Karena itu, kita perlu meningkatkan atau mendorong edukasi dan kampanye kepada masyarakat agar literasi terhadap keuangan syariah meningkat," ucapnya.
Dengan literasi yang baik, masyarakat terutama yang berusia muda diharapkan menjadikan keuangan syariah, termasuk zakat dan wakaf, sebagai bagian dari gaya hidup. Dengan demikian, pengumpulan zakat dan wakaf dapat lebih optimal sehingga berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat penerima.
"Jadi bagaimana pemanfaatan teknologi digital bisa meningkatkan literasi. Kalau literasi naik, edukasi dan pemahaman naik, maka dipastikan industri akan terus berembang karena orang bertindak dan berbuat sesuai dengan apa yang dia pahami," katanya.

Baca juga: Ekonom: Kontribusi digitalisasi untuk pengumpulan zakat naik 24 persen

Baca juga: Wapres sebut empat fokus Pemerintah untuk kembangkan ekonomi syariah

Baca juga: Wapres sebut industri halal bukan lagi sekadar pelengkap ekonomi

Baca juga: Sri Mulyani: Gaya hidup bernilai Islam ciptakan peluang pasar baru


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021