Jakarta (ANTARA News) - Staf ahli Menkominfo bidang Media Massa, Dr Henri Subiakto mengatakan kontroversi mengenai peringatan pemerintah kepada RIM yang mengoperasikan BlackBerry di Indonesia adalah karena masyarakat belum mendapat informasi yang cukup.
"Akibatnya informasi yang diterima keliru. Padahal, ancaman atas penutupan RIM merupakan upaya untuk memberikan keuntungan lebih bagi Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu, mengenai permintaan pemerintah apabila RIM ingin tetap beroperasi di Indonesia.
Permintaan pemerintah itu antara lain RIM harus mendirikan kantor perwakilan, menyediakan pusat layanan, menyediakan server yang bisa dialihkan menjadi repeater, menggunakan konten lokal dan memblokir situs porno.
Saat ini pelanggan BlackBerry di Indonesia mencapai tiga juta orang.
"Informasi ini yang belum diterima secara utuh oleh masyarakat Indonesia. Jadi sebenarnya untuk membela Indonesia," kata Henri.
Kemenkominfo memperkirakan pendapatan Blackberry dari Indonesia mencapai Rp2,268 triliun per tahun.
"Itu uang rakyat Indonesia untuk RIM, tanpa bayar pajak sepeser pun kepada RI, tanpa bangun jaringan infrastruktur apa pun di RI," tulis Menkominfo Tifatul Sembiring dalam akun twitter-nya.
Henri Subiakto juga mengatakan pihak yang menentang peringatan pemerintah tersebut kemungkinan memiliki kepentingan dengan pihak asing.
"Bisa juga mereka yang senang dengan ketertutupan karena tidak mau servernya di Indonesia," demikian Henri Subiakto.(*)
(T.A017/A011/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011