Jayapura (ANTARA) - Mantan juara dunia kelas bulu Chris John berharap penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua dapat melahirkan penerusnya di cabang olahraga tinju.
"Harapan saya PON nanti mungkin ada dari cabang tinju bisa juga atletnya bagus kelihatan tampil bagus dan ke depannya sukses di 'event-event' internasional," kata Chris John ditemui di Media Center PON cluster kabupaten Jayapura, Sentani, Jayapura, Sabtu.
Wakil IV Ketua Umum Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Media dan Humas, KONI Pusat itu juga mengatakan PON XX Papua sekaligus menjadi ajang bagi petinju amatir untuk menimba pengalaman sebelum melanjutkan ke profesional.
"Menurut saya jika petinju memiliki pengalaman amatir yang baik saat di profesional seharusnya petinju lebih baik," ujar Chris John.
Baca juga: Petinju Maluku matangkan persiapan jelang PON Papua
Secara umum, Chris John berpesan kepada atlet yang akan bertanding di PON XX Papua untuk tetap fokus, tetap mengikuti anjuran sang pelatih dan mengerjakan pekerjaan mereka sebagai atlet sebaik-baiknya.
"Dan, tentu saat pertandingan bisa menunjukkan performanya yang terbaik," ujar Chris John.
Mantan juara dunia tinju kelas bulu WBA itu menyebut beberapa cabang olahraga dapat melahirkan atlet dunia, di antaranya bulutangkis, angkat besi, atletik dan renang.
Secara keseluruhan, PON Papua akan menggelar total ada 37 cabang olahraga yang dipertandingkan, 56 disiplin cabang olahraga dan 679 nomor pertandingan/perlombaan dengan total 6.496 atlet dan sekitar 3.300 ofisial.
Sempat mengalami penundaan setahun karena pandemi COVID-19, PON XX Papua akan digelar pada 2-15 Oktober. Semua cabang olahraga tersebar di empat klaster yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.
Cabang olahraga tinju bakal dipertandingkan di GOR Cendrawasih APO, Kota Jayapura, pada 3-5 Oktober 2021.
Baca juga: Satuan Tugas: Protokol kesehatan harus diterapkan ketat selama PON XX
Baca juga: Sebanyak 89 atlet sepatu roda dari 16 provinsi bersaing di PON Papua
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021