Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Sonny B Harmadi menekankan bahwa protokol kesehatan harus diterapkan seketat mungkin selama pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua untuk meminimalkan risiko penularan virus corona.
“Prinsip utama dalam rekomendasi protokol kesehatan PON XX Papua adalah menekan risiko sekecil mungkin dengan menerapkan protokol kesehatan seketat mungkin,” katanya dalam webinar yang diikuti dari Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, Satuan Tugas sudah menyusun rekomendasi pedoman penerapan protokol kesehatan selama penyelenggaraan PON XX beserta daftar periksa persyaratan yang harus dipenuhi.
Protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19, ia mengatakan, harus diterapkan oleh semua yang terlibat dalam penyelenggaraan PON XX mulai dari 14 hari sebelum keberangkatan, selama perjalanan, serta selama berada di Papua dan sepulang dari Papua.
Atlet hingga penonton PON, menurut dia, harus sudah mendapat suntikan dua dosis vaksin COVID-19 dan menjalani tes antigen untuk memastikan mereka tidak terinfeksi virus corona.
Ia menjelaskan pula bahwa dalam pelaksanaan PON stadion dibagi menjadi tiga zona, yakni zona satu untuk area pertandingan yang diisi oleh para atlet, wasit, dan ofisial; zona dua untuk penonton dan media; dan zona tiga yang meliputi area di luar stadion.
Guna meminimalkan risiko penularan virus corona, jumlah orang yang berada dalam setiap zona dan setiap arena PON XX akan dibatasi.
“Pelaksanaan PON XX jangan sampai menimbulkan kerumunan," kata Sonny, menambahkan, "Harapan kami semua orang betul-betul mematuhi peraturan."
Ia mengatakan bahwa interaksi langsung dan mobilitas orang harus dibatasi guna meminimalkan penularan COVID-19 selama pelaksanaan PON XX.
Baca juga:
Panitia jabarkan protokol kesehatan ketat untuk peserta PON XX Papua
BNPB kirim tiga juta masker ke Papua
Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021