"Ini sudah banyak perkembangan yang sangat baik ingin diungkapakan bahwa ada sindikit besar," kata Patrialis di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Patrialis menyebut pernyataannya itu sebagai salah satu hasil rapat tertutup Kementerian Hukum dan HAM dengan Tim Investigasi kasus Gayus Tambunan di gedung Kementerian Hukum dan HAM.
Dia tidak bersedia menjelaskan lebih lanjut sindikat tersebut dengan menyatakan penelusuran bisa gagal jika sindikat itu dibeberkan kepada publik.
"Siapa di belakang ini semua, pokoknya saya tidak mau menyebutkan orang dan nanti bakal gagal," kata Patrialis.
Gayus yang diduga terlibat dalam kasus dugaan mafia paka, menjadi bahan pemberitaan karena pergi ke beberapa tempat dengan menyandang status tahanan dan menyamarkan sebuah paspor.
Badan Reserse dan Kriminal Polri telah menahan tiga orang terkait pembuatan paspor Gayus HP Tambunan itu.
"Kita sudah mengamankan tiga orang dan masih diselidiki keterkaitannya dalam pembuatan paspor yang digunakan Gayus," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, Komjen Pol Ito Sumardi di Jakarta, Rabu.
Tiga orang itu adalah warga sipil yang bertindak sebagai calo pembuatan paspor.
Pada 22-24 September 2010 Gayus diduga berada di Macau, kemudian berangkat lagi pada 30 September 2010 kembali 2 Oktober 2010 di Kuala Lumpur dan Singapura.
Po,lisi mendapat informasi bahwa paspor dengan foto Gayus atas nama Sony Laksono sebenarnya untuk Margareta, bocah berumur lima tahun. Gayus sendiri mengaku paspor tersebut diperoleh dari calo.(*) F008*P008/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011