Jakarta (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) memperkirakan pencemaran dan kerusakan lingkungan akan terus meningkat antara 50-70 persen pada 2011 dibandingkan 2010.

"Ada enam faktor penyebab kerusakan dan pencemaran lingkungan terus meningkat pada 2011," kata Kepala Departemen Advokasi Walhi, Mukri Friatna dalam Enviromental Outlook 2011 di Jakarta, Rabu.

Faktor penyebab tersebut pertama adalah masih terus dibukanya keran perizinan baik bagi industri pertambangan dan perkebunan skala besar termasuk penebangan kayu alam untuk kebutuhan industri kertas, kata Mukri Friatna.

Kedua, ambang batas baku mutu limbah yang boleh dibuang dan dilepaskan relatif longgar dan tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini termasuk ketentuan-ketentuan yang harus disajikan dalam dokumen Amdal di antaranya belum memasukkan perspektif kebencanaan dan HAM.

Ketiga, belum adanya peraturan pemerintah tentang pedoman penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Keempat, masih banyak provinsi dan kabupaten/kota yang belum menyelesaikan penyusunan perda dan perubahan rencana tata ruang wilayah, menunjukkan tarik-menarik kepentingan yang sangat kuat.

Kelima, masih banyak industri dan rumah sakit yang beroperasi tapi belum memiliki amdal dan instalasi pengelolaan air limbah serta keenam, tingkat ketanggapan dan kecepatan pemerintah dalam menangani kasus pencemaran lingkungan masih lambat.

Dikatakannya, jika kerusakan lingkungan terus terjadi sehingga menimbulkan bencana ekologi, bisa dipastikan angka kemiskinan akan terus meningkat.

Hal tersebut terjadi akibat bencana ekologi seperti banjir dan longsor menyebabkan kerusakan mata pencaharian warga dan menghilangkan harta benda.

Selain itu, jika sumber air sudah tercemar, masyarakat akan sulit memenuhi kebutuhan air dan sumber air yang tercemar juga menghilangkan mata pencaharian mereka sehingga warga akan terus terbelit kemiskinan.
(D016/A011/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011