Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa keterlibatan insinyur Indonesia diperlukan untuk meningkatkan sistem kesehatan nasional melalui riset dan inovasi guna mendukung momentum pemulihan ekonomi.

“Para insinyur Indonesia dapat mengambil peran krusial sebagai inovator dan mendorong berbagai kegiatan berbasis pada riset dan inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan ketangguhan sistem kesehatan nasional," kata Menko Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menko Airlangga mengatakan Indonesia harus siap hidup berdampingan dengan COVID-19, sehingga riset dan inovasi dapat membawa Indonesia keluar dari situasi pandemi ke arah endemi.

Ia menyebutkan bahwa sejak awal pandemi, terdapat sekitar 69 inovasi dan produk alat kesehatan hasil kreativitas anak bangsa, misalnya Rapid Diagnostic Test Kit (RDT Kit), PCR Test Kit, masker hibrida dengan efisiensi filtrasi setara masker N95, ventilator, dan berbagai produk lain yang merupakan buah sinergi antara pemerintah dan kalangan akademisi.

Menurut Airlangga, berdasarkan pengalaman penanganan pandemi COVID-19 selama hampir dua tahun, riset dan inovasi dalam negeri di sektor farmasi dan kesehatan perlu didorong sehingga alat kesehatan, obat-obat terapeutik, dan vaksin dapat diproduksi di dalam negeri.

"Karena ini adalah penentu penanganan pandemi COVID-19, di samping itu juga dana yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat memberi multiplier effect terhadap tumbuhnya industri kesehatan di Indonesia,” ungkap Airlangga.

Lebih lanjut Airlangga menyebut pemerintah juga telah menggandeng beberapa lembaga penelitian dan perusahaan farmasi di dalam dan di luar negeri untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin lokal yang tentunya tidak hanya memenuhi kebutuhan warga Indonesia, tetapi juga dengan tujuan agar Indonesia dapat menjadi basis pengembangan untuk pasar global atau minimal pasar regional.

Namun mengingat masih minimnya jumlah insinyur Indonesia yang termasuk rendah dibanding negara-negara ASEAN yakni 2.671 insinyur untuk per 1 juta penduduk, pemerintah mendorong peran organisasi profesi untuk terus berperan aktif di tengah masyarakat dalam rangka memasyarakatkan profesi insinyur dalam berbagai sektor pembangunan, dengan menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme untuk mendukung kebanggaan nasional terhadap inovasi dan produk dalam negeri.

"Pemerintah mendorong sinergi yang lebih luas dan lebih erat lagi. khususnya melibatkan PII dan pelaku industri maupun bisnis terkait, agar terwujud pengurangan ketergantungan terhadap impor yang menguras devisa," ujarnya

Adapun salah satu bentuk dukungan pemerintah adalah dengan menyediakan insentif berupa Super Deduction Tax bagi perusahaan yang melakukan kegiatan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development.

Baca juga: Hasto: Insinyur pegang peranan penting memajukan Indonesia
Baca juga: Kementerian PUPR rangkul insinyur dukung program Sejuta Rumah
Baca juga: Persatuan Insinyur Indonesia bakal bantu Bappenas bangun Ibu Kota baru

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021