Paris (ANTARA News) - Panda raksasa sangat menyukai hutan yang sudah tua, kata temuan yang mengumandangkan upaya China untuk menyelamatkan spesies icon tersebut, demikian satu studi yang disiarkan Rabu.

Beberapa ilmuwan yang dipimpin ilmuwan China yang dikirim untuk melakukan pengamatan lapangan di seluruh jajaran gunung di Provinsi Sichuan di bagian barat-daya China, tempat panda hidup, sebagaimana dikutip dari AFP.

Selama empat tahun, para pengamat merekam bukti mengenai habitat panda, seperti kotoran dan tanaman yang telah dilewati atau dijadikan makanan, dan mendokumentasikan jenis hutan tempat semua tanda itu telah ditemukan.

Panda, sebagaimana diperkirakan, hidup di berbagai tempat yang memiliki banyak bambu, yang menjadi makanan pokok hewan tersebut.

Tapi tim itu tertarik untuk mengetahui bahwa faktor yang sama pentingnya pada jumlah panda adalah habitat yang kaya akan hutan yang matang, yang menjadi pilihan utama dibandingkan dengan hutan "yang tumbuh sekunder", tempat pepohonan tumbuh kembali setelah pembalakan.

Bambu yang tumbuh di bawah pohon tua mungkin memiliki lebih banyak gizi dan pohon yang berusia tua mungkin menyediakan lubang yang bisa digunakan panda betina sebagai sarang berkembang-biak, demikian spekulasi para peneliti, yang dipimpin oleh Fuwen Wei dari Institute of Zoology di Chinese Academy of Sciences.

Temuan itu penting sebab China sedang mempertimbangkan pembaruan satu larangan, yang diberlakukan lebih dari satu dasawarsa lalu, atas semua pembalakan di daerah panda.

"Mungkin lebih hemat untuk melindungi pertumbuhan pohon tua dibandingkan dengan menanam pohon setelah pembalakan, dan pada saat yang sama (kita) melindungi daerah hutan pertumbuhan sekunder," demikian isi dokumen yang diterbitkan di Biology Letters, jurnal Royal Socieyt, Inggris.

Panda raksasa termasuk di antara spesies paling terancam di dunia. Sebanyak 1.600 panda hidup di alam liar dan lebih dari 300 dibesarkan di kandang kebun binatang.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011