Sleman (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru akan membangun tiga dari tujuh jembatan di Kecamatan Cangkringan yang ambrol akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Merapi.
"Pembangunan permanen jembatan yang putus di wilayah Kecamatan Cangkringan tidak dilakukan dalam waktu dekat, tetapi menunggu kondisi yang aman dan sudah terbentuk aliran permanen Sungai Opak dan Gendol," kata Bupati Sleman Sri Purnomo, Rabu.
Menurut dia, untuk memperlancar mobilitas warga Cangkringan dan juga mempermudah siswa menuju sekolahnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman akan membangun jembatan sementara di tiga titik jembatan yang putus.
"Tiga jembatan sementara ini dibangun di tiga titik yakni di Dusun Teplok, Desa Rogomulyo, Dusun Krajan, Desa Wukirsari dan Dusun Panggung, Desa Argomulyo. Jembatan sementara ini hanya dapat dilewati untuk pejalan kaki, sepeda dan sepeda motor," katanya.
Ia mengatakan, pembuatan jembatan sementara diharapkan dalam pembangunannya memperhatikan keamanan dan tidak menimbulkan bahaya serta tidak menghambat aliran material lahar Merapi.
"Kemudian yang penting untuk memudahkan aktivitas masyarakat setempat, sedangkan untuk lalu lintas umum masyarakat dialihkan pada jalur-jalur alternatif," katanya.
Sementara itu terkait dengan masih tingginya ancaman banjir lahar dingin baik melalui Sungai Gendol maupun Opak, Pemkab Sleman terus berupaya melakukan normalisasi aliran sungai Opak dan Gendol.
"Normalisasi di titik-titik rawan Sungai Gendol dan Opak, terus dilanjutkan dan dioptimalkan untuk mengurangi melubernya lahar dingin ke permukiman," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat diperbolehkan untuk melakukan normalisasi dan juga memanfatkan pasir, tetapi harus memperhatikan keamanan dan jangan sampai dengan penambangan akan menimbulkan kerawanan keamanan menyangkut lahar dingin.
"Kami minta masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan normalisasi sungai sesuai dengan peraturan Bupati yang telah dikeluarkan. Bahkan juga memperingatkan masyarakat yang mengambil pasir didekat tanggul-tanggul yang telah dibuat untuk menahan banjir lahar dingin," katanya.
Masyarakat yang ingin memanfaatkan pasir diharapkan dapat mengambil jalan yang tertimbun pasir, sekaligus untuk membuka akses jalan dan menjaga kenyamanan dan keamanan warga terhadap ancaman lahar dingin menjadi prioritas saat ini.
"Tanggul-tanggul yang kritis segera diperbaiki termasuk lokasi-lokasi yang dimungkinkan rawan lahar juga diperbaiki. Prinsipnya keamanan masyarakat diutamakan, aliran lahar dingin tetap diupayakan melewati aliran Sungai Gendol, untuk itu pengerukan dan pembuatan termasuk pembuatan tanggul sebagai penahan lahar dingin terus dilakukan," katanya. (V001/I007/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011