Gaza City, Wilayah Palestina (ANTARA News/AFP) - Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang dua gedung yang digunakan oleh keamanan Hamas di selatan Gaza City namun tidak mengakibatkan korban, kata para pejabat Hamas dan saksi mata pada Rabu pagi.
Fasilitas-fasilitas itu adalah kantor-rumah Dinas Keamanan Nasional Hamas, digempur sekitar tengah malam, kata mereka.
Militer Israel tidak segera memberikan komentar atas terjadinya serangan-serangan itu.
Gempuran terjadi beberapa jam setelah pesawat tempur negara Yahudi itu menewaskan seorang pejuang Jihad Islam dan melukai pria lainnya, di kota selatan Khan Yunis.
Ketegangan telah meningkat di dalam beberapa pekan terakhir dengan gerilyawan yang menembakkan puluhan roket dan mortir ke wilayah Israel selatan, dan tentara Israel membalasnya dengan serangan udara.
Dalam insiden paling baru sebuah roket ditembakkan dari Gaza menghantam lapangan terbuka di gurun Negev, tidak menyebabkan korban atau kerusakan.
Meskipun demikian, beberapa roket telah menghantam daerah-daerah berpenduduk, menyebabkan korban luka dan kerusakan properti.
Gaza adalah wilayah Palestina yang dicaplok oleh Israel sejak perang 1967, bersama Jerusalem Timur, tempat dikembangkannya perumahan perumahan untuk pemukim Yahudi oleh pemerintah Tel Aviv.
Pada Selasa malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan konsekuensi-konsekuensi apabila serangan roket terus berlangsung.
"Saya pikir mereka akan membuat kesalahan besar, untuk pengujian terhadap kami, untuk menguji bangsa kami," katanya dalam pertemuan dengan wartawan asing di Yerusalem.
"Saya pikir mereka akan membuat kesalahan, sangat, sangat," tambahnya.
Israel melancarkan "Operasi Cast Lead" pada bulan Desember 2008 untuk menanggapi ratusan tembakan roket dari Gaza ke wilayahnya.
Perang 22 hari, yang berakhir dalam gencatan senjata pada 18 Januari 2009, menewaskan 1.400 warga Palestina, sekitar separuh dari mereka warga sipil, dan 13 orang Israel, 10 di antaranya tentara.
Dalam serangan brutal membabi-buta itu Israel mendapat kecaman keras dari negara-negara Arab, Islam dan masyarakat internasional. (AK/S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011