Kabul (ANTARA News/AFP) - Operasi besar militer koalisi yang berlangsung di Kandahar telah menimbulkan kerusakan senilai sekitar 100 juta dolar pada properti di provinsi di bagian selatan Afghanistan yang bergolak itu, demikian penilaian delegasi pemerintah, Selasa.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah mengirim utusan yang dipimpin oleh salah seorang penasehatnya untuk menilai kerusakan yang disebabkan oleh Operasi Omaid yang dimulai April lalu dan dimaksudkan untuk mengalahkan gerilyawan di salah satu markas tradisionalnya itu.

Delegasi tersebut telah melapor kembali ke pemimpin yang didukung Barat itu, menuduh bahwa kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan militer itu mencapai nilai di atas 100 juta dolar, sebagian karena kerusakan pada panen tanaman, kata kantor Karzai dalam satu pernyataan.

Jurubicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) Brigadir Jendral Josef Blotz menyatakan ia tidak dapat berkomentar karena ia belum melihat pernyataan itu.

"Sebagai akibat dari operasi militer `Omaid`, kerusakan properti yang signifikan telah ditimbulkan pada masyarakat di distrik Arghandab, Zahri dan Panjwayi di provinsi Kandahar," jelas pernyataan delegasi itu.

"Operasi itu dilancarkan pada saat musim panen dan kerusakan yang ditimbulkan pada properti dan panen bernilai lebih dari 100 juta dolar," delegasi itu melapor pada Karzai.

Ekonomi Kandahar tergantung sekali pada pertanian dan provinsi itu pada khususnya dikenal karena panen buah delima, anggur dan gandumnya.

Pernyataan itu menambahkan bahwa utusan tersebut telah mendesak Karzai "untuk menyampaikan segera masalah itu pada pasukan NATO dan menemukan solusi".

Operasi Omaid -- Dari untuk "harapan" -- adalah operasi militer terbesar oleh pasukan internasional pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sejak dimulainya perang pada 2001.

Operasi itu berpusat di Kandahar, tempat timbulnya gerilya Taliban, dan dimaksudkan untuk mengusir gerilyawan Taliban dari desa-desa sebelum dimulainya penarikan terbatas tentara internasional yang direncanakan Juli mendatang. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011