Padang (ANTARA News) - Tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap kapal nelayan asal Srilanka FV Sankara nomor lambung 02, yang terdampar sekitar 230 mil arah Baratdaya Pulau Siberut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
"Kita masih melakukan pencari terhadap kapal nelayan FV Sankara yang terdampar sejak 29 Desember 2010," kata Danlantamal II Teluk Bayur, Laksamana Pertama Aswad, di Padang, Selasa.
Menurut dia telah ada informasi dari Basarnas Sumbar pada 8 Januari 2010 yang menyatakan ada kapal nelayan dari negara Srilanka terdampar di sebelah Baratdaya, Pulau Siberut.
"TNI-AL langsung berkoordinasi dengan pihak Basarnas untuk melakukan pencarian terhadap kapal nelayan tersebut,"katanya.
Dia menambahkan, berdasarkan informasi, kapal nelayan berawak sebanyak 5 orang terdampar disebelah Baratdaya Pulau Siberut tersebut akibat kerusakan mesin.
"Kapal tersebut pergi untuk menangkap ikan namun tiba-tiba mengalami kerusakan mesin, gelombang besar mencapai empat hingga lima meter Samudera Hindia diserta angin kencang dan akhirnya kapal terdampar," katanya.
Dia menegaskan sudah melakukan pencarian dengan memakai pesawat TNI KASA NC-212 U-611, serta satu unit KRI Halim Perdana Kusma, serta kapal Rescue Basarnas.
"Pencarian dilakukan sekitar 230 mil arah Baratdaya Pulau Siberut, namun empat jam kita melakukan pencarian kapal yang dilaporkan terombang-ambing itu tak kunjung ditemukan," katanya.
Menurutnya, Tim SAR hingga saat ini masih terus melakukan kontak radio dengan kapal nelayan tersebut.
"Namun tim SAR mengalami kesulitan untuk mencari titiknya karena selalu terseret gelombang laut dan angin kencang," katanya.
Dia menambahkan, saat dilakukan pencarian terhadap kapal yang terdampar tersebut, gelombang laut tinggi mencapai sekitar empat hingga lima meter, sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan pencarian.
Beberapa kali kami melakukan evakuasi tapi selalu dihadang gelombang tinggi, tapi pencarian terus kita lakukan.
"Pencarian akan dilanjutkan Rabu (12/1) sekitar pukul 08.00 WIB, menyisiri sekitar Samudera Hindia," kata Aswad. (AH/M027/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011