Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho memandang bahwa libur nasional pada 2022 yang berjumlah 16 hari dinilai tidak akan mempengaruhi kinerja industri nasional.
"Kalau kita lihat, hari libur ini tidak akan terlalu besar kontribusinya terhadap industri. Justru hari libur ini perlu diwaspadai sebagai potensi penularan COVID-19," kata Andry dihubungi di Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, Andri menyampaikan bahwa kalangan industri perlu mempersiapkan adanya libur nasional tersebut agar dapat mengantisipasi terkait jadwal masuk karyawan agar produksi tetap berjalan sebagaimana mestinya.
"Sektor industri perlu tahu juga adanya libur nasional ini, sehingga sektor industri perlu mempersiapkan terkait dengan jadwal masuk dan lain sebagainya," tukas Andry.
Andry kembali mengingatkan agar adanya libur nasional pada 2022 tidak membuat Indonesia kembali ke titik kritis dalam mengahadapi COVID-19, sehingga berdampak pada sektor industri.
"Jangan sampai dengan adanya libur nasional, kita kembali ke PPKM level tinggi sehingga akan mempengaruhi industri dan sektor lainnya," pungkas Andry.
Diketahui, pemerintah menetapkan hari libur nasional tahun 2022 sebanyak 16 hari, sementara cuti bersama akan ditetapkan kemudian sambil melihat perkembangan pandemi COVID-19.
Hal itu diputuskan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022 yang dipimpin oleh Menko PMK Muhadjir Effendy, dihadiri oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, pada Rabu siang lalu.
Baca juga: Pemerintah tetapkan hari libur nasional 2022 berjumlah 16 hari
Baca juga: Penetapan libur nasional 2022 mempertimbangkan perkembangan COVID-19
Baca juga: Kemenpan RB terbitkan aturan terbaru pembatasan mobilitas dan cuti ASN
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021