Sebelum pandemi COVID-19, program ini telah memberikan kesempatan bagi 920 peserta anak muda dari 77 negara
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri RI kembali membuka program beasiswa seni dan budaya Indonesian Arts and Culture Scholarship (IACS) bagi warga negara asing dengan menggandeng sanggar di Tanah Air untuk program yang digelar secara virtual.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI, Teuku Faizasyah, mengatakan dalam peluncuran program tersebut yang dipantau dari Jakarta, Jumat, bahwa program IACS telah memberikan banyak kontribusi positif terhadap hubungan antar-masyarakat melalui pendekatan seni, budaya, dan koneksi antara anak-anak muda, sejak pertama kali diselenggarakan pada 2003.
“Sebelum pandemi COVID-19, program ini telah memberikan kesempatan bagi 920 peserta anak muda dari 77 negara untuk mempelajari seni dan budaya Indonesia secara langsung, bersentuhan dengan kearifan lokal, serta memiliki pengalaman tinggal selama tiga bulan di berbagai kota di seluruh Indonesia,” kata Faizasyah.
Baca juga: Sanggar Paripurna Bona pentaskan wayang golek modern dengan animasi
Namun, lanjutnya, akibat berbagai pembatasan yang diberlakukan terkait pandemi COVID-19, pihaknya terpaksa meniadakan program tersebut pada 2020.
“Ini sangat disayangkan karena pada tahun itu, kita kehilangan kesempatan untuk berinteraksi secara konstruktif dengan generasi muda internasional yang berkeinginan untuk memperkuat hubungan antar-manusia dan mengembangkan persahabatan dan kolaborasi,” tambahnya.
Guna memastikan program dapat berjalan kembali, berbagai adaptasi dilakukan untuk penyelenggaraan IACS tahun ini, termasuk dengan memanfaatkan teknologi digital.
Baca juga: "South East" perkenalkan ragam tarian berdasar kurikulum
Untuk pertama kalinya program IACS akan digelar secara virtual, dengan melibatkan 46 peserta dari 21 negara di Asia, Eropa dan Pasifik.
Mereka pun datang dari berbagai latar belakang, termasuk pelajar, pengajar, pelaku seni professional, hingga ilmuwan ethnomusicology.
Selama dua bulan ke depan, para peserta akan mengikuti sesi pelatihan selama dua jam, sebanyak dua kali dalam sepekan, dengan para pengajar dari enam sanggar seni yang digandeng oleh Kemlu RI.
Pusat kebudayaan yang turut bergabung yakni Sanggar Seni Semarandana Bali, Sanggar Tari dan Musik Syofyani Padang, Sanggar Seni Langlang Buana Banyuwangi, Gubang Art Community Tenggarong, Kazaki Art School Makassar, dan Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta.
“Gelaran IACS virtual ini, meski relatif kecil dalam ukurannya, juga ditujukan untuk mendorong keberlanjutan pusat-pusat seni yang telah terdampak besar oleh pandemi COVID-19,” kata Faizasyah.
Baca juga: Sanggar seni manfaatkan teknologi untuk berkreasi saat pandemi
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021