Jakarta (ANTARA) - CEO dan Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani memprediksi dampak tapering off The Fed yang akan dilakukan tahun ini terhadap pasar uang dan pasar modal Indonesia tidak akan seberat 2013 lalu.
“Pertama, The Fed sudah sangat transparan dalam hal komunikasi, khususnya prospek ekonomi seperti inflasi dan pengangguran, termasuk terkait rencana tapering off yang akan dilakukan tahun ini,” kata Johanna dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Di samping itu, menurutnya, kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan tahun 2013 lalu, antara lain dengan cadangan devisa yang cukup tinggi mencapai 137,4 miliar dolar AS pada Juli 2021. Angka cadangan devisa ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada Juni 2013 yang hanya mencapai 98,1 miliar dolar AS.
“Kami mendukung pemerintah terutama Bank Indonesia (BI) sebagai regulator untuk mengantisipasi dampak tapering off dari jauh-jauh hari termasuk kesiapan untuk melakukan intervensi, seperti intervensi di pasar spot hingga pembelian SBN di pasar sekunder jika pihak asing melepas kepemilikan SBN mereka,” sambung Johanna.
Dengan persiapan yang lebih matang, ia berharap dampak tapering off kali ini terhadap depresiasi rupiah masih berada dalam tahap yang wajar.
Ketua The Fed Jerome Powell telah mengisyaratkan mulai mempertimbangkan untuk melakukan tapering off atau pengurangan stimulus besar-besaran pada tahun ini.
Meskipun demikian, Powell juga memperingatkan bahwa tapering off bukan sinyal The Fed akan menaikkan suku bunga yang masih dipertahankan sekitar 0 sampai 0,25 persen.
Para pengamat ekonomi AS mulanya memperkirakan The Fed akan melakukan tapering off pada 21-22 September 2021, tapi kini perkiraan mereka mundur menjadi pada November atau Desember 2021. Pasalnya, COVID-19 varian delta di AS masih menimbulkan ketidakpastian, dan masih tingginya tingkat pengangguran AS.
Baca juga: BI lakukan 'stress test' untuk antisipasi dampak 'tapering' Fed
Baca juga: Bank Mandiri: Indikator makro RI akan tahan dampak tapering Fed
Baca juga: Akademsi UGM sarankan penguatan UMKM antisipasi dampak "tapering"
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021