"Kita tahu bahwa Indonesia memiliki akar tradisi yang sangat beragam dan kuat, termasuk musik yang mendapatkan banyak perhatian di dunia internasional," kata Ketua Komite Musik DKJ Andra Karim dalam konferensi pers pembukaan International Ethnic Music Festival 2021 secara virtual, Jumat.
Andra menambahkan, musik di Indonesia tak hanya sekedar bunyi-bunyian tapi juga dimaknai sebagai kebutuhan hidup, di antaranya sebagai sarana peribadatan, upacara daur hidup dan kematian, pengobatan, serta sarana hiburan.
Dengan demikian, menurut Andra, musik tradisi telah menjadi senjata bagi Indonesia untuk dapat bersaing di dunia internasional.
"Dan jangan sampai kita lupa bahwa kita harus selalu menghargai pelaku musik tradisi," ujar Andra.
Oleh karena itu, Andra berharap melalui International Ethnic Music Festival, masyarakat selalu ingat dan menghargai musik tradisi dan para pelakunya.
Selain itu, International Ethnic Music Festival juga diharapkan dapat melahirkan generasi-generasi baru yang akan menjadi pewaris kekayaan musik tradisi Nusantara, dan membuka kemungkinan bagi musik tradisi berkolaborasi dengan media baru di tengah perkembangan dunia digital.
Andra mengatakan, pengarsipan karya yang kini mulai bergerak ke arah digitalisasi juga memberikan sinyal bahwa musik tradisi harus segera lepas landas untuk akrab dengan praktik kerja digital.
International Ethnic Music Festival tahun ini digelar secara daring selama tiga hari dengan serangkaian acara yang terdiri dari diskusi, masterclass, dan pertunjukan musik tradisi.
Sebanyak enam penampil siap menyuguhkan keindahan musik tradisi dalam International Ethnic Music Festival 2021, mereka adalah Jayadwara, Taufik Adam, Baseput, Margasari, Dony Koeswinarno, dan Candasuara.
Sementara diskusi dan masterclass akan menghadirkan Angela Lopez Lara, Gabriel Laufer, Palmer Keen, Andi Ferdiansyah Anwar, Amar Afrizal, dan Djoni Theendens, untuk mengupas dan menelisik banyak hal seputar musik tradisi Nusantara.
Seluruh rangkaian acara International Ethnic Music Festival 2021 akan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Dewan Kesenian Jakarta pada tanggal 24 hingga 26 September mulai pukul 14.00 WIB.
Baca juga: Dewan Kesenian Jakarta luncurkan situs kritik sastra dan DKJ NET
Baca juga: DKJ siapkan festival tari kontemporer JICON 2021
Baca juga: Pandemi diharapkan jadi momentum perbaiki infrastruktur industri film
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021