Sebagaimana dikutip dalam siaran pers BNPB yang diterima di Jakarta, Jumat, Direktur Peringatan Dini BNPB Afrial Rosya mengatakan bahwa sasaran program pembekalan fasilitator daerah tahun 2021 meliputi tujuh wilayah administrasi tingkat kabupaten.
Menurut dia, pembekalan fasilitator difokuskan di daerah sepanjang bantaran Bengawan Solo yang rawan banjir seperti Kabupaten Wonogiri, Magelang, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban.
"Saat ini tercatat peserta pembekalan fasilitator daerah berjumlah 21 orang berasal dari BPBD dan NGO," katanya.
"Ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan jiwa kerelawanan fasilitator dalam memfasilitasi penyelenggaraan sistem peringatan dini bencana di wilayahnya," ia menambahkan.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi menekankan pentingnya penyelenggaraan sistem peringatan dini bencana yang efektif dan masif di setiap tingkatan mulai dari tingkat desa, kota/kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Ia mengatakan, Rencana Induk Penanggulangan Bencana 2020-2024 menargetkan pewujudan masyarakat Indonesia yang tangguh bencana.
Tangguh dalam hal ini dimaknai mampu menahan, menyerap, mengadaptasi, dan memulihkan diri dari dampak bencana atau pun perubahan iklim secara tepat waktu, efektif, dan efisien.
"Penyelenggaraan sistem peringatan dini berbasis masyarakat menjadi pilihan yang paling tepat untuk dijalankan dalam rangka meningkatkan peran serta kapasitas masyarakat merespons peringatan dini yang disampaikan oleh pemerintah," demikian Prasinta Dewi.
Baca juga:
Radar Atmosfer perkuat mitigasi bencana hidrometeorologi
BMKG gelar Sekolah Lapang Gempa untuk edukasi mitigasi bencana
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021