Pekanbaru (ANTARA News) - Pertamina menyatakan, kenaikan harga gas alam cair (Liquid Petroleum Gas/LPG) atau elpiji 12 kilogram (kg) yang mencapai Rp120.000 per tabung di Pekanbaru, Riau, karena spekulasi pasar yang dimainkan pengecer, dan bukan akibat pasokan terganggu.
"Kenaikan harga sampai Rp120.000 untuk elpiji 12 kilogram karena ulah spekulan," kata Sales Representatif Elpiji Pertamina Wilayah Riau-Kepri, Isfahani, kepada ANTARA News di Pekanbaru, Senin.
Isfahani mengatakan hal itu untuk menanggapi gejolak harga elpiji 12 kg di Pekanbaru yang mencapai Rp120.000 per tabung di tingkat pengecer. Menurut dia, hingga kini tak ada gangguan pada distribusi pasokan elpiji untuk wilayah Riau.
"Pasokan untuk wilayah Riau mencapai 80 ribu tabung kapasitas 12 kg per bulan, dan itu juga sudah kami tambah untuk mengantisipasi kenaikan jumlah pengguna," ujarnya.
Kenaikan harga, lanjutnya, kemungkinan dikarenakan adanya permintaan yang sedikit meningkat pada awal tahun akibat libur bersama pada pergantian tahun 2010. Selain itu, ia memperkirakan pengguna elpiji di Riau juga bertambah sehingga permintaan naik.
Menurut dia, konsumsi elpiji 12 kg juga diperkirakan naik karena adanya pemberlakukan kartu kendali untuk pengguna elpiji kapasitas 3 kg.
"Pengguna elpiji 3 kg yang belum mendapatkan kartu kendali kemungkinan besar beralih ke elpiji 12 kg sehingga mendongkrak permintaan, namun itu sepertinya tak terlalu signifikan," ujarnya.
Menurut dia, warga tak perlu panik karena persediaan elpiji relatif aman. Ia menyarankan para pengguna langsung membeli tabung di distributor resmi.
Ia menambahkan, Pertamina juga akan melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga elpiji di tingkat distributor dan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE).
"Tapi, Pertamina memang tak punya `tangan` untuk mengendalikan harga di tingkat pengecer. Jadi para pengguna lebih baik langsung membeli ke distributor," katanya menambahkan.
(T.F012/B008/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011